Oleh: Olivia Kamal
Jaman masih SD, saya suka makan pisang batu rebus (yang makanan
burung itu...xixixi...) Atau ketela rebus yang dicocol gula pasir...
Tapi di rumah aja loh, hehehehehe... Gitu dehhhh, gengsi amat kalo
bawa-bawa bekal yang begituan (lagunyaaaaa). Bekal yang bersedia saya
bawa adalah roti tawar yang diisi sesuatu yang manis atau indomie rebus
yang ditiriskan kuahnya dan dicampur bumbu di piring (disebut indomie
goreng).
Jaman saya kuliah dan sampai sekarang, tentu saja nggak bawa bekal.
Tapi tetaplah yang namanya lidah minta dimanjakan dengan makanan yang
enak-enak. Jajanan yang bertebaran di pinggir jalan (yang dilarang keras
sering-sering beli oleh papa karena zat aditifnya), teriak-teriak ke
mata saya buat dibeli. Apalagi kalau ada rasa balado atau ada taburan
keju... Wakakakaka...
Eh, ngomong-ngomong kok jadi ngidam rujak es krim ya???
Kontradiksi
Kontradiksinya, pisang batu rebus ataupun pisang biasa yang saya
sukai itu - yang dulunya dimakan diam-diam di rumah, sekarang dibeli
oleh saya dan dimakan (oleh saya juga dong... Xixixi...) di tempat umum
tanpa rasa malu: pisang keriting, pisang penyet, pisang bakar, pisang
molen, banana split, pisang coklat keju, keripik pisang rasa melon,
banana cake... Yummy...
Demikian juga dengan ketela: tela kres atau tela-tela dengan rasa
balado, tela keju, keripik singkong bakar yang merah banget itu, keripik
balado, Kusuka (rasa lada hitam). Kalo jamur sih so pasti ga nolakkkk
banget: jamuur kriuk atau rumah jamur, maupun jamur yang disulap jadi
ayam goreng tepung atau menu lain di rumah makan vegetarian.
Kreativitas
Sebenarnya selain pisang, ketela, dan jamur; saya juga demen jajan
kentang, cimol, batagor, cendol, teh, rujak, hahaha... Semua aja deh
tant!!! (With "t" means tante, kalo nggak dikira setan pulak! Xixixi...)
Paling enak dimakan sambil jalan itu yang ada tusukannya, seperti
otak-otak (makan sambil naik jembatan busway), bakso (yang katanya dari
daging tikus), tempura (masih ada ga ya di sepanjang boulevard?),
batagor atau somay. Slurpppp... Ngilerrrr...
Yang bikin nggak malu lagi dengan jajanan itu adalah: udah dibikin
keren image-nya melalui kemasan, cara pemasaran, mindset kita sekarang
yang mengarah ke cinta Indonesia, selain memang enak dan murah (dari
dulu kaliiii kalah enak dan murah). Apalagi jajanan jamur yang
mencantumkan sehat, bagus untuk kulit, padahal buat saya sih karena
rasanya seperti ayam dan tepung bumbunya... Xixixi... Makasih buat yang
kreatif menciptakan makanan-makanan ini...
Siapa dan mengapa?
Siapa sih yang menggagas ide menjadikan makanan yang duluuu bikin
kita (saya dehhh) malu ini, menjadi modifikasi yang sesuai dengan image
masa kini? Bisa dari ide murni, bisa juga dari mengikuti jejak
kesuksesan orang lain, contoh nih: Q-tela yang muncul setelah
kesuksesan Kusuka, dengan varian rasa balado dan potonhan keripik yang
lebih tipis. Keduanya tetap eksis dan punya peminat sendiri-sendiri.
Motivasi yang paling mulia menurut saya adalah: meningkatkan nilai
jual hasil pertanian lokal. Dengan pengolahan dan pengemasan yang
menarik, pisang di ladang petani menjadi lebih bernilai di mata kita
(bayangkan 1 buah pisang kita beli 5000 rupiah!). Kalo beli di ladang
sih mungkin dapat setandan ya?
Konsep franchise dan permodalan yang relatif kecil mendukung
pertumbuhan bisnis makanan ringan yang murah dan keren dengan konsep
gerai seperti ini. Gerai teh poci pernah ditawarkan ke mama saya, dan
ditolak dengan pikiran: "emang ada yang mau beli teh 3000 sampe 5000?
Emang sih modalnya cuma air, teh, gula, es, lemon dan susu kental
manis, dan cup tentunya", pesimis mode on gitu deh. Buktinya banyak
yang sukses loh karena nggak semua orang pengen minuman air mineral
atau softdrink dengan kisaran harga yang sama. "Kalo sekarang mau beli
lagi, udah pada banyak saingan." Ya gitu deee maaa...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya paling suka pisang di antara semua yang disebut. Saya suka semua produk olahan pisang. Juaranya adalah kripik pisang Bireuen.
BalasHapusPernah coba?
http://heruls.net/
karena sesungguhnya Indonesia penuh manusia kreatif :)
BalasHapus