“Luck is what happens when preparation meets opportunity” (Seneca)
Dunia ini mengenal dua macam orang, si pintar dan si bodoh. Pembagian dua kelas ini sudah mengakar kedalam sistem sebuah masyarakat bahwa setiap orang akan melihat seseorang itu pintar atau bodoh. Pembagian ini biasanya tampak dari bagaimana seseorang berpikir, berbicara, dan bertingkah dalam setiap kondisi. Orang pintar mau bagaimanapun caranya akan dipandang sebagai orang yang lebih baik dari orang bodoh.
Jangan terlalu bangga menjadi orang pintar bung! Pepatah sering mengatakan bahwa diatas langit masih ada langit. Adam yang tadinya di Surga turun juga ke bumi karena kesalahannya. Balon yang terbang terlalu tinggi akan meletus. Burung yang terbang diudara akan tiba saatnya untuk mendarat. Bola yang dilempar keatas akan turun kembali. Orang pintar pun tak selamanya pintar jika ia tidak turun kebawah.
Orang pintar pertama adalah pintar 5cm. Jika diukur dari atas maka kepintarannya hanya 5cm dari bagian tubuh paling atas. Dialah orang yang pintar otaknya. IQ-nya melebihi manusia normal, sehingga ujian hanyalah menjadi selingan.
Orang pintar kedua adalah pintar 10cm. Orang ini lebih maju 5cm dari yang sebelumnya. Kemampuan kognitifnya amat pintar ditambah ia juga memiliki kepintaran vokal. Mereka adalah orang yang pintar dalam berbicara. Perkataannya adalah sesuatu yang amat berharga untuk didengarkan.
Orang ketiga menjadi lebih turun lagi yaitu pintar tangan. Mereka adalah orang yang melaksanakan. Orang ini cakap dalam melaksanakan segala sesuatu. Kinerja mereka patut diacungi jempol. Mereka pandai melaksanakan perintah secara sempurna tanpa melanggar aturan-aturan yang ditetapkan.
Terakhir yaitu orang yang pintar kakinya. Pernah dengar Bob Sadino kan, ini salah satu contoh orang yang melangkah kepintarannya dari bawah. Orang-orang seperti ini pandai dalam melangkah. Segala sesuatu mereka lakukan dengan konsep “just do it”. Orang seperti ini tidak hanya pandai melaksanakan tetapi juga melihat peluang dan menjadi orang pertama yang melakukannya.
Fix and Growth Mindset
Secara biologis, tubuh manusia memiliki sebuah syaraf yang disebut lapisan Myelin. Myelin berada diantara axon dan neuron. Ia terbuat dari berbabai tipe sel, berbagai komposisi kimia dan sistem, namun Myelin memiliki fungsi sama yaitu sebagai respon. Semakin besar lapisan Myelin yang terbentuk maka akan semakin cepat respon terhadap suatu impuls yang sama, Myelin juga menghambat memori yang tersimpan di Axon agar tidak cepat hilang.
DNA Myelin sangat mudah ditemukan pada seorang Entrepreneur. DNA Entrepreneur umunya memiliki lapisan Myelin yang tebal. Myelin menjadi tebal karena dilatih oleh tahapan-tahapan dalam aktivitas manusia. Seorang Entrepreneur memiliki Myelin yang tebal karena mereka telah terbiasa melatih Myelinnya. Hidup mereka berisi 99 kekalahan dan satu kali kemenangan. 99 kekalahan yang dirasakan oleh para Entrepreneur itu menjadikan Myelin mereka tebal sehingga setiap impuls masalah manajemen dapat mereka selesaikan berkat latihan dari kekalahan. Hingga akhirnya mereka merasakan satu kemenangan, kesuksesan besar.
Mari kita kembali lagi pada 4 tipe kepintaran. Keempat kepintaran diatas adalah hal wajib yang dimiliki bagi setiap individu. Setidaknya minimal cukup salah satu dimiliki oleh seorang individu. Baik itu pintar 5cm, 10 cm, tangan ataupun kaki. Kita semua tidak ada yang ingin disebut bodoh bukan? Maka milikilah minimal salah satu kepintaran diatas. Orang pintar akan selalu lebih baik daripada orang bodoh bagaimanapun keadaannya.
Tetapi ada satu kondisi khusus ketika orang pintar dikalahkan orang bodoh. Orang pintar memang lebih pintar dari orang bodoh tetapi semua itu akan hancur jika ia memuja-muja kepintarannya. Pemujaan terhadap kepintaran yang melekat pada diri sendiri akan mengarah pada rasa takut, takut kehilangan kepintarannya. Ia takut, maka ia akan selalu membodoh-bodohi orang bodoh agar tidak menjadi pintar dan mengalahkannya. Sebaliknya orang bodoh,sebagian dari mereka ada yang putus asa, sebagian dari mereka ada yang berusaha. Mereka yang putus asa akan selalu dibodoh-bodohi orang pintar, tetapi tidak bagi mereka yang berusaha. Mereka yang berusaha akan belajar untuk menjadi pintar. Menjadi pintar agar tidak dibodoh-bodohi karena bagi mereka, orang bodoh, menjadi pintar hanyalah hasil dari usaha. Ketika orang pintar yang ketakutan bertemu orang bodoh yang berusaha maka terjadilah kondisi khusus itu. Kondisi khusus ketika orang pintar berubah menjadi orang bodoh dan orang bodoh menjadi pintar.
Kita memang selalu berbicara mengenai usaha atau perjuangan. Usaha adalah penggerak dari hidup ini. Hidup ini tidak berharga jika tidak ada usaha yang dikejar. Manusia hidup dengan berusaha. Berusaha mengejar apa yang dikejarnya, baik ketaatan pada Tuhan ataupun mengejar kasih sayang kemanusiaan. Orang yang berusaha adalah orang yang selalu menjadi lebih baik di mata yang lain. Sedangkan orang yang berdiam diri hanya akan merugi.
(28 Januari 2012, when i got luckily attending Mr Rhenald Kasali discussion)
pantesan ada myelin-myelinnya..hehhhee.. soalnya mengingatkan pada salah satu bukunya rhenald kasali, tapi lupa judulnya apa yaa...
BalasHapus