Minggu, 03 Juni 2012

Cut Loss


Oleh: Yoga PS

Saat tulisan ini ditulis, bursa saham lagi ikutan NASDEM, panas adem, terkena isu krisis Eropa. Tentu saya berharap awan mendung koreksi IHSG ini tidak ikut-ikutan slogan DEMOKRAT: Lanjutkan!!!. Semoga saat tulisan ini dibaca, bursa segera bergabung dengan PDI, percaya diri. Karena banyak investor GOLKAR, golongan terbakar, alias nilai assetnya turun. Termasuk saya. Hahaha.

Jadi “nyangkuters” itu ga enak. Suer. Kerjaannya Cuma ngeliatin ticker kode saham. Sambil terus berdoa siang malam sampai bernazar ngadain selametan kalo bisa rebound. Portofolio saham saya masih “nyangkut” di tiga emiten. Dua emiten punya “Dagumen” boss Lapindo yang katanya mau nyalon RI-1 dan satunya lagi ada di saham pertambangan (terima kasih pemerintah atas peraturan barunya). Tulisan ini ditulis agar pembaca tidak mengulangi kesalahan bodoh yang saya lakukan.

Dua Jenis
Pada dasarnya ada dua pendekatan stock picking: technical dan fundamental. Dan kesalahan fundamental saya adalah: tidak melakukan analisa fundamental!. Pada awal-awal investasi di bursa, saya selalu melakukan analisa fundamental, tapi karena ternyata analisa teknikal saja bisa memberikan gain (factor hoki :p), perlahan-lahan analisa fundamental menjadi membosankan dan menghabiskan waktu.

Analisa teknikal adalah pendekatan grafik. Biasanya jagoan analisa ini disebut chartis. Karena emang setiap hari kerjanya ngeliat candle stick chart (yang paling populer). Analisa ini menggunakan metode dasar yang digunakan pedagang beras di Jepang pada abad 17. Filosofinya sederhana: harga merefleksikan nilai pasar, dan sejarah selalu terulang.

Ada berbagai metode dan pendekatan teknikal. Mulai MACD, stochastic oscillator, relative strength index, volume analysis, dan sebagainya. Tenang… software di perusahan sekuritas biasanya sudah menyertakan tools untuk melakukan analisa teknikal. Kita sebagai investor tinggal memasukkan kode saham dan jenis analisa yang diinginkan, lalu dalam satu kali klik, voila… analisis sudah keluar.

Milih Jodoh
Tapi sayangnya, memilih saham Itu seperti memilih wanita cantik. Ada outside beauty, dan ada inner beauty. Wanita yang dari luar kelihatan cantik seksi, ternyata “dalemannya” bisa aja udah waktunya ganti mesin. Saham yang dari “luar” kelihatannya “hot”: harga bagus, trend naik, dan permintaan tinggi belum tentu aslinya bener-bener bagus. Bisa aja saham itu lagi dimainin bandar alias digoreng.

Proses scanning “daleman” (inner beauty, bukan daleman yang itu :P) adalah fungsi analisis fundamental. Analisa fundamental dapat memberikan fair value dari nilai saham itu sendiri. Ia berfungsi seperti scan X-ray, melihat competitive advantage perusahaan, kesehatan rasio keuangan, sampai memberikan comparison dalam satu industry.

Analisa fundamental berarti berurusan dengan laporan keuangan. Dan seorang analis fundamentalis sejati biasanya tidak terlalu peduli dengan gonjang-ganjing harga. Selama harga masih masuk akal dan performa keuangan masih hijau, dia tidak akan peduli meski harga pasar terkoreksi krisis sekalipun.

Mana yang paling bagus antara fundamental vs teknikal? Tentu saja gabungan keduanya. Seperti mendekati seorang gadis, analisa fundamental memberi tahu kita apakah si dia benar-benar cantik lahir batin. Dan analisa teknikal memberi tahu kita sinyal kapan masuk untuk pendekatan.

Bagaimana jika lagi posisi loss seperti saya? Biasanya para investor punya standar kapan harus cut loss. Tergantung investornya. Kalau type trader penurunan 1-2% saja dia sudah cabut. Tapi dalam pandangan behavior finance dimana investor itu cenderung risk taker saat loss dan risk averse saat profit, biasanya penyakit umumnya adalah: memegang saham loss terlalu lama dan menjual saham winner terlalu cepat.

Biar tulisan ini ga jadi ajang curhat, ada tiga learning yang diambil:
  1. Baca laporan keuangannya dan lakukan analisa fundamental sebelum membeli saham apapun
  2. Baca laporan keuangannya dan lakukan analisa fundamental sebelum membeli saham apapun
  3. Baca laporan keuangannya dan lakukan analisa fundamental sebelum membeli saham apapun
Saya rasa loss 20% adalah learning cost yang sangat baik (hiks.. hiks… T_T).


Pencerahan

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...