Senin, 09 Mei 2011

Ekonomi Pembangunan Bangsa


Oleh: Ridwan gunawan*

“Jumlah energi yang berada di alam semesta ini jumlahnya selalu sama, karena energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan”

Ada yang tau, ini teori dari siapa? Bukan, bukan saya yang buat teori ini. Hebat sekali ya saya kalau yang nemuin teori ini, ga perlu saya repot-repot kuliah di ekonomi kalau begitu.. hehe

Teori ini adalah hasil penemuan dari om saya, om Albert, nama lengkapnya om Albert Einstein (maaf pak Albert, saya akuin jadi om saya, tetep tenang di alam kubur sana ya hoho).

Terus apa donk relevansi antara judul di atas dengan teori ini? Yap, tunggu bentar, saya memberi teori dari om Albert ini juga ga main ngutip aja, ini semua ada hubungannya. Tetep fokus ya bacanya, karena setelah ini ada beberapa logika yang harus dibaca pelan-pelan.

Oke, kembali lagi ke energi tadi, dari teori om Albert, jumlah energi di alam semesta ini jumlahnya selalu sama dari dulu awal semesta terbentuk sampai nanti semua isi jagat raya ini kembali ke satu titik. Yups, jumlahnya selalu sama, Cuma energinya aja yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Ini sebenarnya ada kaitannya dengan logika jumlah uang yang beredar di muka bumi ini. Nah lo, apa coba hubungannya energi sama uang? Coba dibayangkan bila semua manusia di muka bumi ini mengumpulkan semua uang yang dimilikinya jadi satu, terus semua uang yang terkumpul itu dibagikan ke semua manusia di bumi ini secara merata. Ga ada yang dilebihin dan ga ada juga yang dikurangin. Mau yang tua, muda ataupun masih balita, mau cewek, mau cowok maupun dia pangeran William sekalipun, semuanya dapat jumlah yang sama.

Udah diimajinasikan? Kira-kira hal tersebut mungkin terjadi ga? Ya mungkin aja, kalo semua manusia di bumi ini suatu ketika sepakat untuk membagi semua uangnya sama rata ke semua manusia di muka bumi ini.

Kalo dipikir, ide ini sama seperti pemikirannya om saya yang lain, om Karl Max. Om Karl adalah penganut paham komunisme, beliau sangat anti dengan yang namanya kapitalis, si pemilik modal. Om Karl menuduh para pemilik modal-lah yang menyebabkan kemisikinan di muka bumi ini.

Om Karl, punya mimpi, kalau di masa depan, semua orang akan hidup berdampingan dengan tingkat kesejahteraan yang sama. Yaa hampir miriplah dengan ide saya barusan kan. Tapi perlu diingat ya, saya bukan penganut paham komunis murni, dan juga bukan berarti saya penganut kapitalis. Oke, ini makin keluar dari topik hehe, maafkan saya >.<

Kembali lagi ke imajinasi yang tadi, bayangkan bila semua manusia di muka bumi ini sepakat membagi sama rata semua uang yang dimilikinya. Yap itu bisa saja kan. Semua orang nantinya punya kekayaan yang sama rata, ga ada kemiskinan dan ga ada juga kaum kaya. Semuanya sama rata. Nah kalu begini beres ga urusan kemiskinan di muka bumi ini. Mungkin beres, tapi yang ada mulai timbul gesekan. Bayangin aja, orang yang sudah melakukan usaha yang berat dalam hidupnya memiliki kekayaan yang sama dengan orang yang kerjanya cuma tidur-tiduran aja.

Nah, kalo kembali lagi ke teori kekekalan energinya om Albert, hal serupa juga terjadi. Jumlah energi di alam semesta ini jumlahnya selalu sama, cuma berpindah saja. Nah berpindah kemana tuh si energi, mereka berpindah-pindah ke tempat yang paling banyak terjadi usaha. Kalo temen-temen yang dari IPA dulunya waktu SMA, mungkin akan paham. Kalo yang dari IPS gimana? Hehe

Logikanya begini, temen-temen punya seorang kakak dan seorang adik. Bayangin sekarang ini anda masih sekolah SMP. Kakak anda kuliah, dan adik anda masih TK. Apakah wajar bila anda, kakak anda dan adik anda mendapatkan jatah uang saku yang sama rata? Secara, kebutuhan anda di SMP jauh lebih banyak dari adik anda yang masih TK. Apalagi kebutuhan kuliah kakak anda yang jauh lebih banyak dari kebutuhan SMP anda kan.

Jadi, mengapa jumlah modal yang dimiliki setiap orang tu berbeda yak karena jumlah usaha yang tiap orang lakukan tu beda-beda.

Kalau dari penjelasan teori ini, temen-temen dah paham, temen-temen ga perlu khawatir akan miskin lagi. Temen-temen ga perlu mikirin takdir masa depan lagi, apakah akan jadi orang miskin atau orang kaya. Intinya tadi, jumlah uang yang ada di muka bumi ini sebenarnya ada hak kita juga. Kita bisa punya uang yang sedikit, sedang ataupun banyak ya tinggal ditingkatin usaha anda. Jangan sampai anda berfikir dapat uang dengan ongkah-ongkah kaki aja.

Oke, kalo ada yang protes, kan ada tipe orang yang beruntung dan ada orang yang sial. Rejeki sudah diatur ma yang di Atas (bukan atas genteng lo hehe). Ya ya ya itu protes yang bagus. Tapi itu adalah pernyataan klasik yang udah ada dari jaman jahilliyah. Memang semua yang kita lakuin ini ga semulus bayangan kita.

Ibarat ada dua mobil yang berjalan bersamaan nih. Mobil yang pertama jalan dengan kecepatan 100km/jam. Dan mobil kedua berjalan dengan kecepatan 200km/jam. Mana yang akan mencapai garis finish duluan? Ya kalo pertanyaannya begini, keponakan saya yang masih TK pun juga bakal tau jawabannya hehe.

Cuma, dua mobil yang berjalan dengan kecepatan yang berbeda itu punya kendala. Kendala yang gimana? Contohnya jalanan yang dipakai buat jalan, ga cuma lurus mulus doank. Ada belokan, ada jalur menanjak, menurun, dan ada beberapa jalan yang ga rata.

Dari analogi di atas, temen-temen pasti menyadarinya. Sekedar usaha aja ga cukup untuk membuat aliran uang berpindah ke tangan kita. Bakal ada banyak kendala. Tapi justru di sinilah akan jelas terlihat mana orang yang tetap konsisten melakukan usaha untuk memindahkan energi-uang ke tangannya.

Banyak banget ya ternyata pembahasan saya di tulisan ini. Masih seger kan bacanya? Hehehe. Oke, bila dihubungkan lagi dengan ekonomi pembangun bangsa. Apa nih hubungannya? Kita ga usah muluk-muluk bicara tentang pengentasan kemiskinan di muka bumi deh. Di Indonesia dulu aja. Kalo tadi analoginya untuk dunia, bisa juga kan buat lingkup Indonesia. Ya tentu aja bisa, teorinya sama, kalo kita sebagai orang Indonesia, pengen bangsa kita maju. Punya kekayaan yang sama seperti kekayaan negara-negara maju ya tinggal ditingkatin usahanya. Jangan ngarep dari program pemerintah mulu, apa bedanya donk anda dengan Om Karl Max, nungguin semua orang bersatu menyatukan kekayaannya buat dibagiin ke kita semua? Ueenak bener ya anda. Tidur-tiduran aja tiap hari, yang ada kejadian kayak begitu ga bakalan terjadi, kecuali anda menciptakan sebuah alat pengacau pikiran manusia hahaha.

Ayo temen-temenku sebangsa dan setanah air, mbah Ciputra sudah pernah bilang, sebuah negara akan maju bila memiliki minimal 2% dari penduduknya yang menjadi pengusaha. Ayo kita bangsa Indonesia, bangun dan bergerak, lakukan usaha agar perputaran energi-uang pindah ke kita. Mereka yang dari negara maju sudah melakukannya lho. Mereka bangun di pagi hari langsung bekerja, di malam hari mereka belajar dengan giat, mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktunya. Kalo janjian jam 7 ya datang jam 7, ga kayak kita yang janjian jam 7 datangnya jam 8 atau lebih. Hehehe, sayapun terkadang juga masih begitu sih, ayo insaf!

Ayo temen-temenku yang berpotensi jadi orang kaya semua, dari sekarang kita tingkatkan usaha kita, tingkatkan usaha seperti usaha mereka yang dari negara maju, kalau bisa lampaui mereka. Sesungguhnya Tuhan itu maha adil. Siapa yang berbuat lebih, dialah yang akan mendapatkan lebih sesuai porsinya.

Salam buat para sahabat-sahabatku Indonesia yang keren, hebat dan berpotensi jadi orang kaya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan kelak dapat memacu motivasi kita untuk memajukan bangsa kita, bangsa Indonesia! Merdeka!


Benjamin Ridwan Gunawan

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...