Kamis, 05 Mei 2011

Ekonomi Mimpi

Oleh: Meikha Azzani

Rasanya seperti mimpi tinggal di Jepang. Bukan, bukan yang saya merasa wow tinggal di Jepang, bukan. Tapi karena semua yang ada disini seperti ada di alam mimpi. Entah saya kebanyakan nonton film kartun dari Studio Ghibli atau Cartoon Networks, tapi inilah imajinasi. Kekuatan Ekonomi bangsa Jepang.

Film-film anime yang dibuat oleh banyak komikus Jepang menjadi trend di banyak Negara seperti di Indonesia. Contohnya Gundam, Naruto, bahkan banyak film-film dari Studio Ghibli yang didubbing dengan menggunakan bahasa Inggris.

Menurut saya ini adalah hal yang luar biasa. Karena apa yang diproduksi oleh banyak orang Jepang bermula dari imajinasi dan kreativitas. Baiklah pertama mereka memang banyak meniru, tapi kemudian berkembang sedemikian rupa hingga menjadi industry yang sangat menjanjikan.

Kebayang apa yang saya maksud?

Saya berjalan-jalan ke Fujikyu, seperti Dufan, tapi 10 kali lebih hebat. Di sana saya masuk ke rumah Gundam Crisis. Di dalamnya saya bermain seperti basecampnya Gundam. Imajinatif. Lalu saya masuk ke toko mainan Yamashiro-ya dan menemukan berbagai macam mainan yang sangat kreatif. Berbeda sekali dengan banyak toko mainan yang saya datangain di Indonesia (biasanya menjemukan, hanya robot, mobil-mobilan, boneka, fiuh).

Lalu, saya juga menonton anime-anime dan film-film Jepang yang temanya, beberapa, mendorong anak-anak untuk mencintai lingkungan, sesama, dan berjuang keras. Yang paling wow dari Jepang adalah Tokyo, a great integrated city. Saya ke Shinjuku dan merasa wow dengan stasiun bawah tanah yang besar sekali namun terhubung dengan banyak gedung. Yang lebih keren banyaknya jembatan layang untuk pejalan kaki yang centernya adalah stasiun.

Saat itu saya jadi kebayang kartun dari cartoon network (lupa judulnya apa tapi tentang kehidupan di masa depan). Dari situlah kemudian saya berpikir bahwa salah satu “energy” yang menghidupkan Jepang adalah kekuatan imjainasi. Di Indonesia kemudian menjadi industry kreatif.

Lalu bagaimana nasib industry kreatif di Indonesia ke depan? Apa bisa menjadi energy baru bagi perekonomian Indonesia?

Melihat Jepang, saya tebak pasti mereka memerlukan waktu bertahun-tahun dan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. Nah, kira-kira Industri Kreatif Indonesia bisakah berkembang dalam waktu yang cepat (sebelum abis dibabat produk tiruan Cina) dan didukung oleh berbagai macam lapisan masyarakat?

Bayangkan ini, jumlah penduduk Indonesia yang luar biasa banyak dengan gen konsumtif merupakan pasar yang sangat potensial untuk berbagai macam produk. Nah, bayangkan, seandainya Indonesia memiliki produk asli buatan sendiri yang dipakai oleh masyarakat Indonesia, bukankah akan menjadi luar biasa ya? India saja sudah punya Bajaj, Indonesia bahkan belum sama sekali.

Sejujurnya tema seperti ini memang klasik. Dan lagi-lagi solusinya kembali pada system. Kemajuan Jepang karena system kenegaraan yang terintegrasi antar semua sector sosioekpolbudhankam, yang gagal dijalankan Indonesia. Kini, sejujurnya, saya agak merasa ketar-ketir dengan kemajuan Indoensia. Dibandingkan Cina saja kita sudah mulai tertinggal (neraca perdagangan kita dengan Cina disalip boi) dan pemuda-pemudi kita copas artis/film Korea plus West minded.

Saat ini kita sedang berburu waktu. ASEAN pada tahun 2015 akan semakin bebas. Perusahaan-perusahaan akan didorong untuk semakin efisien dan seiring dengan semakin berkembangnya teknologi maka penggunaan human resources bias berkurang yang berarti pengangguran di Indonesia. Untuk perekonomian Indonesia, perpaduan itu semua jelas disaster.

Ekonomi Imajinasi
Solusinya, buat saya, adalah ekonomi gila, salah Ekonomi Imajinasi. Apa itu? Saya juga ga tau gimana tapi yang saya bayangkan adalah suatu gerakan massif dimana pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat menggunakan secara gila-gilaan produk-produk karya anak bangsa. Caranya? Mari kita pikirkan. Katanya ini blog mau jadi ajang lahirnya ide-ide. Kalau ada tulisan masuk, dibaca dan dibahas donk…jangan cuman pada balapan nulis. Lebih seru lagi kalo ada balas-balasan artikel. Seru tuh.

(Lho, ko jadi ngeritik gini haha, belum apa-apa dah mulai tapi tolong diterima tulisan saya. Yoroshiku neee…).

Note: tulisan selanjutnya menyusul yaaah…^^

Pencerahan

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 Komentar:

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...