Oleh: Priyok
Ehm,,bicara wanita dan uang sungguh menarik perhatian saya. Karena selain tahta, kedua hal itulah hal yang sangat menganggu kami dalam mengarungi dunia ini. Di antara ketiga hal tersebut, wanita dan uang itulah yang memiliki hubungan paling dekat, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Mbak Titut. Percuma saja apabila lelaki punya tahta, namun tak memiliki banyak uang. Misalnya sebagai Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PerSeTan), olahraga yang kering kerontang uangnya. Biar jadi ketua tingkat nasional, pasti cewek-cewek juga mikir. Beda halnya kalau dia memang tajirudin, biar hanya menjadi bagian administrasi Kedondong FC (klub tarkam di Bekasi) cewek bisa nempel kaya perangko.
Ehm,,bicara wanita dan uang sungguh menarik perhatian saya. Karena selain tahta, kedua hal itulah hal yang sangat menganggu kami dalam mengarungi dunia ini. Di antara ketiga hal tersebut, wanita dan uang itulah yang memiliki hubungan paling dekat, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Mbak Titut. Percuma saja apabila lelaki punya tahta, namun tak memiliki banyak uang. Misalnya sebagai Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PerSeTan), olahraga yang kering kerontang uangnya. Biar jadi ketua tingkat nasional, pasti cewek-cewek juga mikir. Beda halnya kalau dia memang tajirudin, biar hanya menjadi bagian administrasi Kedondong FC (klub tarkam di Bekasi) cewek bisa nempel kaya perangko.
Tapi menurut saya, ada alasan lain selain sekedar alasan psikologis kenapa wanita “terpaksa” harus menyukai uang. Sebenarnya ini hal yang klasik bagi wanita. Logis saja, pria menginginkan wanita sempurna. Untuk sempurna mereka butuh modal untuk merawat dirinya. Walau sebenarnya pria tak perlu mengeluarkan uang besar untuk “merawat” bunga mata mereka.
Logika ini mengingatkan saya tentang Maintenance Cycle Theory. Sebuah teori yang diajarkan salah seorang Manajer Turbomachinery di kantor saya. Orang Inggris. Pecinta mesin Roll Royce. Untuk mendapatkan hasil optimal dari sebuah mesin, kata beliau, adalah konsekuensi logis apabila menimbulkan biaya untuk merawatnya---sama seperti wanita, ente mau bini ente cakep kagak cukuplah modal masker bengkoang---Biaya perawatan yang timbul akan kecil di awal penggunaannya---baru kawin,bini masih kinclong---akan tetapi akan meningkat di suatu masa, untuk kemudian stabil lagi dititik tersebut apabila maintenance rutin dilakukan—jadi kalo bini dah kinclong kudu terus-terusan modalin---karena apabila tidak dilakukan maintenance berkala maka bersiaplah untuk maintenance boom, kondisi dimana biaya yang kita keluarkan akan jauh lebih banyak daripada ketika mesin tersebut rajin dirawat. Niat hemat malah jebol.
So boys, this fact insists us to allocate some of our revenue to this kind of expense. The choices are do the maintenance or never.hehehehe. ini satu poin dimana memang women really love money. Bukan begitu Mbak Titut.
Tapi laki-laki punya cara berpikir lain. Saya pernah membaca sebuah artikel di sebuah majalah terkenal di Amerika sana, People. Artikel tersebut dibina oleh salah satu konsultan keuangan jebolan Merryl Linch (perusahaan keuangan yang katanya mau ngutangin Indonesia 100M dollar!!!). seorang wanita di New York bertanya dalam artikel itu. Singkatnya, dia adalah wanita super cantik dengan pergaulan kelas atas, mendambakan suami dengan penghasilan $500,000 per tahun. Kok ga dapet-dapet ya? Malah si cewek itu bingung, para lelaki tajir tersebut lebih memilih cewek biasa-biasa aja. Bego amat sih tu cowok.
Sang analis kemudian menjawab (Merryl Linch Analyst mode:on)
Bagi saya, pilihan lelaki-lelaki tersebut sangatlah tepat. Pilihan yang menggambarkan kalau mereka pantas memiliki penghasilan lebih dari $500,000 pertahun. Karena secara investasi pilihannya sangatlah tepat. Sebagai wanita kelas atas, memilih anda sebagai pasangan hidup adalah pilihan investasi yang buruk. Kenapa?Memilih anda berarti menyiapkan uang yang besar untuk mengakuisisi anda (kawin). Setelah akuisisi pun, biaya operasional yang dikeluarkan tidak sedikit selain terus menerus melakukan re-invest untuk menjaga “kualitas” anda. Di sisi yang lain, secara ekonomis nilai anda akan terus menurun karena depresiasi akan terus terjadi.
Dengan menikahi orang yang menurut anda biasa-biasa saja. Lelaki tersebut mendapatkan return yang lebih besar daripada investasi yang dilakukan. Karena selain tidak memerlukan biaya operasional yang mahal, re-invest yang dilakukan pun relatif kecil karena nilai depresiasinya pun kecil mengingat nilai akuisisi yang tidak terlampau mahal.
Hahahahahaha. Kira-kira begitu terjemahannya. Mungkin agak sedikit merendahkan wanita, tapi bagi saya logis juga. Poinnya bukanlah kalau anda, para wanita, adalah mesin atau aset yang akan terdepresiasi. Sama sekali bukan. Kami sangat mengerti anda suka (mungkin lebih tepatnya butuh) uang. Konsekuensi yang logis dalam kehidupan ini. Tapi plisss, bijak menggunakan uang ini. Ga perlu kan kami sampe korupsi gara-gara dirimu menginginkan ini itu. Jadilah menteri keuangan yang baik dalam keluarga kami nanti. This is why we hate woman who “love” money.
Salam sayang untuk menteri keuanganku....mmmmmuaaaaaaccccchhh!!!!!
jempol dlo buat artikel yang "membalas" artikel...
BalasHapusKudu di kasih link artikelnya si Mbak titut ni.. :P
BalasHapussundul gan
BalasHapusmemanas >.<
BalasHapusmakanya pilih calon yg udah cantik secara genetik / cantik dari lahir
BalasHapusmeskipun maintenance cost nya rendah, performa tetep optimal
kalo dapet calon yg cantiknya karena dempul sana-sini, itu double lost namanya
1st lost : maintenance cost gede (kan aslinya gak cantik)
2nd lost : bukan memperbaiki tapi malah memperburuk keturunan (cantik dempul sana-sini gak bisa diturunin genetika nya ke anak)
*syukur alhamdulillah cantik fisik itu kriteria #4
#1 iman nya
#2 keluarganya
#3 kekayaannya
#4 cantik fisiknya