Minggu, 22 Mei 2011

The Logic of Marriage and The Power Of Money

Oleh: Dyah

Tulisan ini berkaitan dengan tulisan tentang uang yang telah dibahas sebelum-sebelumnya. Mungkin semacam tulisan balasan (atau kelanjutan) untuk tulisan yang berjudul “Romansa Cinta yang Paling Tinggi bagi Ekonom (Gila)”. Di tulisan itu, ada satu kalimat menarik yang sekaligus menjadi inti tulisan, yaitu: “Kemunculan Uang itu Karena pada Hakikatnya Kita Saling Membutuhkan”.
Ya!.. saling membutuhkan uang sebagai alat tukar. Lamat-lamat saya coba mengamati, bisakah uang dianalogikan dengan pernikahan? Saya pikir bisa, sebab keduanya sama-sama berfungsi sebagai alat. Alat untuk lebih mendekatkan kita kepadaNya. Yaa…idealnya seperti itu :)

Pernikahan, Cinta dan Sejarah Uang
Barter (cikal bakal munculnya uang) terjadi ketika ada double coincidence of wants. Sama halnya sepeti pernikahan yang terjadi ketika ada double coincidence of wants. Eitss…benarkah? Tentu saja tidak seideal itu. Hal itu hanya terjadi di dunia ceteris paribus, alias jika semua hal dianggap konstan. Pada kenyataannya ada invisible hand (baca: Tuhan) yang turut berperan serta mengatur semuanya. Transaksi perdagangan antara A dan B tidak akan terjadi jika Dia tidak berkehendak mempertemukan keduanya, meskipun keduanya sama-sama (merasa) saling membutuhkan. Dalam bertransaksi, A bisa saja malah bertemu C dan atau D sebab ketika bertransaksi dengan B, tidak ada kesepakatan yang cocok meskipun keduanya sama-sama (merasa) butuh. Sama halnya dengan pernikahan, Dia tidak akan mempertemukan A dan B dalam pernikahan meskipun keduanya sama-sama ingin (wants) dan juga sama-sama (merasa) butuh. Pernikahan hanya terjadi ketika menurut Tuhan, kedua pihak tersebut benar-benar saling membutuhkan, jadi definisi butuh yang digunakan agar terjadi pertemuan adalah definisi butuh menurut Tuhan sebab Tuhan yang paling tahu segala macam yang dibutuhkan manusia. Meskipun logika Tuhan itu tidak dapat benar-benar dipahami manusia. Hehehhee.. Jadi ini ngambil contohnya untuk pernikahan secara umum aja. :)

Tiga Motif Orang Menyimpan Uang (dan Menikah/Menjaga Pernikahan)
Itu tadi baru soal pertemuan awal. Untuk yang selanjutnya, kita bahas tentang motif orang menyimpan uang yang ternyata logikanya sama dengan motif orang menikah (menjaga pernikahan). Apakah itu? Menurut J.M.Keynes, ada tiga motif orang menyimpan uang yaitu:

1. Transaction motive
Orang menyimpan uang agar dapat terus melakukan kegiatan transaksi selama hidupnya agar dapat berkembang menjadi lebih baik. Sama halnya dengan pernikahan. Orang menikah juga agar dapat lebih berkembang melalui “transaksi-transaksi” pasca pernikahan. Dalam hal ini yang saya maksud sebagai transaction motive dalam pernikahan yaitu saling terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mendasar, seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman. kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Walaupun kebutuhan-kebutuhan tersebut juga dapat terpenuhi dari hal-hal di luar penikahan, namun dalam hubungan pernikahan lah semuanya (kebutuhan-kebutuhan tersebut) komplit Insya Allah terpenuhi. Hihihiiii… Kata Allan dan Barbara Pease dalam buku Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps disebutkan bahwa, “seks adalah harga yang dibayarkan wanita untuk pernikahan, dan pernikahan adalah harga yang dibayarkan pria untuk seks”. Hihihihi… apakah benar demikian? Tergantung sudut pandang masing-masing. Menurus saya sih tidak seperti itu. Hehehee.

2. Precautionary motive
Orang menyimpan uang untuk berjaga-jaga bila ada kebutuhan mendesak di masa yang akan datang, intinya untuk menjaga diri dari hal yang tidak terduga. Sama halnya dengan pernikahan yang salah satu fungsinya adalah untuk menjaga diri dari godaan-godaan yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.

3. Speculative motive
Orang menyimpan uang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Sama juga dengan pernikahan yang dilakukan dengan tujuan mengharapkan ridlo dariNya.

Dari ulasan yang dah dibahas di atas, mungkin itu lah alasannya kenapa perempuan pada umumnya (punya citra) suka uang dan lebih tertarik untuk menikah, dibandingkan para laki-laki. Rupanya ada logika yang sama antara uang dan pernikahan. Percaya atau tidak percaya, jaman sekarang tidak sedikit perempuan yang sudah berkelimpahan dan mapan merasa tidak butuh untuk menikah sebab semua kebutuhannya sudah dapat terpenuhi dengan uang. Uang dan pernikahan, keduanya sama-sama alat, jika dipergunakan dengan baik, yaa..sesuai fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan hidup, untuk terus bergerak ke titik equilibrium..menuju kesempurnaan.

NB:
Tulisan ini dibuat dengan penyederhanaan. Uang jelas berbeda dengan pernikahan. Tulisan di atas hanya berusaha menunjukkan latar belakang keduanya (uang maupun pernikahan).
Tulisan ini dibuat gara-gara teringat waktu “nguping” pa’dhe saya yang ngasih nasihat pernikahan ke sepupu. Sebuah catatan yang pada akhirnya membuat saya semakin takjub dengan agama yang saya anut.

-*-

Makassar, Ahad, 22 Mei 2011, 3.26 AM.

Dya Ry

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

5 Komentar:

  1. menarik dan berbeda postingan dyah kali ini. lebih menggigit daripada biasanya dan "hehehehe" agak berkurang yaw rasa na... hehehe.... *xixixi malah aku yg hehehe...

    BalasHapus
  2. hihihihi...nggak tahu juga nih mbak. Tulisan yang in malha langsung satu kali jadi, mungkin karena itu jadi nggak banyak "hehhehhehe"nya. Klo dibandingkan dg tulisan yg tentang tukang sayur, tulisan yang ini lebih lama dibuatnya (selisih waktunya 5-10 menit). Btw saya nungguin tulisan dari mbak Oliv lagi niyh... ;)

    BalasHapus
  3. udah lama aku ga ber-EG ria ternyata artikel ini sungguh kelewatan! hahaha... nz work sist! bener kan kata aku, postingan ini menggigit!

    BalasHapus
  4. hahahhaaa... akhirnya jadi ranking satu.. hihihii.. :D tapi nggak tau bertahan berapa lama mbak.

    tengkyuuuu... *bighug..

    mudah-mudahan aku bisa bikin yang lebih menggigit lagiy!.. hihihii :D

    BalasHapus
  5. xixixi... big hug 2... mari kita berpacu! aku udah mood nih buat nulis *dasar gila mmg nulis mood2an... semangat dyaaaaaaah!

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...