Oleh: Muwahid Ummah
Ilmu akuntansi dipercaya sebagai alat untuk mengukur sekaligus meningkatkan efektivitas suatu industri. Begitupun untuk industri perikanan. Namun disayangkan ilmu akuntansi belum memberikan efek nyata bagi pelaku industri ini di tingkat hulu, yaitu nelayan kecil. Penelitian terhadap kehidupan nelayan oleh Pak Neil menunjukkan bahwa pendapat yang menyatakan nelayan berpenghasilan rendah merupakan sebuah stereotype. Dari pantauan Pak Neil di beberapa desa nelayan, penghasilan nelayan dalam satu kali melaut mencapai ratusan ribu rupiah. Hal ini sangat rasional sebab seekor ikan kakap merah ukuran sedang harganya bisa mencapai Rp 200.000,- sehingga jika dikalkulasi pendapatan nelayan kecil saja bisa mencapai lebih dari Rp 5.000.000,-.
Setelah ditelisik pengeluaran terbesar pada keluarga nelayan adalah pada anak kecil yang umumnya 5-10 yang menyerap konsumsi hingga 50%, menyusul perbaikan kapal di peringkat kedua. Hal ini tentu disebabkan masih kurangnya kesadaran para nelayan untuk me-manaj keuangan mereka untuk kehidupan yang lebih baik.
Disini akuntansi bisa mengambil peranannya untuk mengawal nelayan kecil mulai dari pencatatan hasil tangkapan pada tingkat pengumpul hingga maintenance kapal. Tentunya akuntansi yang dikembangkan adalah akuntansi yang berbasis sosial sehingga mampu memberi kesejahteraan bagi nelayan Negeri Maritim ini.
***
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...