Di kelas Bank & Lembaga Keuangan (BLK), garapan Bu Sri Adiningsih, mahasiswa ditugasi untuk memberi kan dua presentasi. Yang pertama adalah presentasi mengenai isu keuangan yang sedang hot. Kedua, adalah presentasi wajib berkelompok dengan topic yang telah ditentukan oleh Bu dosen. Presentasi pertama tak terlalu menarik, hanya membahas tentang krisis global yang terjadi waktu itu. Pada presentasi kedua, kelompok kami kelompok kami ditantang untuk menjelaskan tentang financial engineering dan derivatives. Uhhh, bahasan seksi yang amat sulit.
Ya amat sulit karena karena kami harus menjelaskan teori derivatif dan produk-produknya yang ribet itu di depan mahasiswa semester 7. Beuh, ikut kelas keuangan dasar saja sudah membuat saya mengulang 4 kali, gimana ini harus menjelaskan tentang perekayasaan keuangan dan derivatif. Dasar saya yang tidak ingin melewatkan presentasi menjadi hal yang biasa2 saja, saya pun serius menggarapnya.
Financial Engineering
Financial Engineering adalah disiplin ilmu yang berusaha memanfaatkan perkembangan mutakhir teori-teori keuangan (yang sebagian telah disebut di atas) untuk menciptakan produk-produk finansial yang bisa menangani kebutuhan-kebutuhan finansial yang semakin kompleks seperti opsi-opsi yang eksotik dan specialized rate of interest. Membaca definisi yang saya ambil dari Wikipedia ini saja pasti sudah membuat anda pusing tujuh keliling. Belum lagi kalau saya sebut beberapa produk dari financial engineering seperti cross currency swap (nyapu2 lintas mata uang?), unit link (nyambungin unit apaan mas?), Mortgage Backed Securities (satpam perumahan?), Negotiables CDs (kancut aja pake nego, 10rb 3 dah), ataupun Forward Rate Agreement (Terlalu maju po piye?).
Atas keribetan tersebut saya mencoba mencari cara yang mudah dalam menjelaskan financial engineering. Setelah mencari literatur kemana-mana saya menemukan kalau ternyata financial engineering itu begitu mudah dan bisa anda ciptakan sendiri. Ya, anda sendiri yang menciptakannya. Terserah imajinasi, inovasi, dan kreatifitas anda. Yang penting bagaimana menjual produk financial engineering yang anda ciptakan sehingga laku dan bisa “menipu” yang membeli. Tentu saja dengan menawarkan return memikat, risk free, additional feature, bahkan kalau perlu gratis piring cantik setiap pembelian 3 buah produk financial engineering anda.
Semua inovasi yang diimplementasikan tersebut menggunakan beberapa teknik dasar, yaitu:
1. Increasing or reducing risk (Risk Management),
2. Pooling risk (Mutual Funds)
3. Swapping income streams (interest rate swaps),
4. Splitting income streams (‘stripped’ bonds)
5. Converting long-term obligations into shorter-term ones atau sebaliknya(maturity transformation).
Financial Engineering A la Bang Thoyib
Saya tak mau bicara tentang produk-produk beribet di atas. Disamping perlu penjelasan panjang lebar, saya juga ga paham. Jadi percuma saja. Hehehe.
Saat menyusun presentasi di kelas Bank dan Lembaga Keuangan tersebut, saya menemukan cerita financial engineering yang sangat unik di internet. Bukan karena kerumitannya atau keeksotikannya. Tapi karena financial engineering yang satu ini membuktikan kepada anda siapapun bisa melakukan financial engineeringnya sendiri dan satu lagi financial engineering yang ini dilakukan oleh tukang ojeg!!!!
Bang Hasan, sebut saja begitu nama tukang ojeknya, adalah seorang bapak yang bertanggung jawab dengan menjadi tukang ojeg untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Seperti manusia lain yang menginginkan peningkatan dalam hidupnya, Bang Hasan menyadari bahwa untuk meningkat dia tak mungkin melakukan hal yang sama, tukang ojek. Apalagi selama ini dia hanya menyewa motor dari tetangganya mencapai 500rb sebulan. Dia butuh lebih dari itu. Dan dimulailah project peningkatan kualitas hidup melalui financial engineering.
Singkat cerita, dengan uang Rp 500,000 hasil tabungannya. Dia mengambil kredit sepeda motor selama 3 tahun. Setelah mendapat motor tersebut, dia lantas menemui temannya dan menggadaikan motor tersebut kepadanya dengan harga 3 juta rupiah. Tanpa batas waktu, tanpa bunga mencekik. Sang kawan pun berpikir, toh dia juga bisa pake motor baru, itung-itung ongkos sewa. Dengan uang 3 juta tadi, pikiran Bang Hasan melayang kemana-mana. Dan dimulailah sebuah prosesi financial engineering, mirip yang dilakukan ahli-ahli derivatif di Amerika sana. 1 juta rupiahnya ia gunakan sebagai uang muka pembelian 2 buah motor baru yang kemudian digunakan saudara2 Bang Hasan untuk mengojek. Bang Hasan menjadi juragan ojek kali ini!!! Tak berhenti sampai di situ. Uang 2 juta sisanya digunakan sebagai modal usaha jualan bakso. Memulai dari uang 500,000 dan beranak pinak jadi 3 buah motor dan satu gerobak bakso senilai 35 juta, atau 70x lipat!!!
Dan seperti itulah financial engineering bekerja. Terlihat sangat menggiurkan bukan. Uang yang hanya sekedarnya, menjadi bikin keder. Namun dibalik itu semua kita sendiri bisa melihat keringkihan dibaliknya. 35 juta yang dihasilkan bukan 35 juta yang sebenernya, Karena itu semua dibangun dari fondasi yang tak kuat, utang. Seperti membangun rumah di atas jembatan (apalagi jembatan sirothol mustaqim). Apa yang dilakukan Bang Hasan sangat-sangat berisiko. Begitu tidak bisa membayar salah satu kewajibannya, bagai efek gaplek (maksudnya domino effect) semua akan hilang tanpa bekas. Anggap saja ketika usaha ojeknya tak berjalan mulus, maka Bang Hasan akan kebingungan kemana mencari dana untuk menutup lobang. Dan pada akhirnya menjerat Bang Hasan kepada jurang kemiskinan dan kehilangan segalanya.
Tapi begitulah financial engineering. Atas segala kebobrokannya yang terpampang jelas seperti cerita di atas, semua tetap dikemas secara cantik dan menarik perhatian kita.
Ya amat sulit karena karena kami harus menjelaskan teori derivatif dan produk-produknya yang ribet itu di depan mahasiswa semester 7. Beuh, ikut kelas keuangan dasar saja sudah membuat saya mengulang 4 kali, gimana ini harus menjelaskan tentang perekayasaan keuangan dan derivatif. Dasar saya yang tidak ingin melewatkan presentasi menjadi hal yang biasa2 saja, saya pun serius menggarapnya.
Financial Engineering
Financial Engineering adalah disiplin ilmu yang berusaha memanfaatkan perkembangan mutakhir teori-teori keuangan (yang sebagian telah disebut di atas) untuk menciptakan produk-produk finansial yang bisa menangani kebutuhan-kebutuhan finansial yang semakin kompleks seperti opsi-opsi yang eksotik dan specialized rate of interest. Membaca definisi yang saya ambil dari Wikipedia ini saja pasti sudah membuat anda pusing tujuh keliling. Belum lagi kalau saya sebut beberapa produk dari financial engineering seperti cross currency swap (nyapu2 lintas mata uang?), unit link (nyambungin unit apaan mas?), Mortgage Backed Securities (satpam perumahan?), Negotiables CDs (kancut aja pake nego, 10rb 3 dah), ataupun Forward Rate Agreement (Terlalu maju po piye?).
Atas keribetan tersebut saya mencoba mencari cara yang mudah dalam menjelaskan financial engineering. Setelah mencari literatur kemana-mana saya menemukan kalau ternyata financial engineering itu begitu mudah dan bisa anda ciptakan sendiri. Ya, anda sendiri yang menciptakannya. Terserah imajinasi, inovasi, dan kreatifitas anda. Yang penting bagaimana menjual produk financial engineering yang anda ciptakan sehingga laku dan bisa “menipu” yang membeli. Tentu saja dengan menawarkan return memikat, risk free, additional feature, bahkan kalau perlu gratis piring cantik setiap pembelian 3 buah produk financial engineering anda.
Semua inovasi yang diimplementasikan tersebut menggunakan beberapa teknik dasar, yaitu:
1. Increasing or reducing risk (Risk Management),
2. Pooling risk (Mutual Funds)
3. Swapping income streams (interest rate swaps),
4. Splitting income streams (‘stripped’ bonds)
5. Converting long-term obligations into shorter-term ones atau sebaliknya(maturity transformation).
Financial Engineering A la Bang Thoyib
Saya tak mau bicara tentang produk-produk beribet di atas. Disamping perlu penjelasan panjang lebar, saya juga ga paham. Jadi percuma saja. Hehehe.
Saat menyusun presentasi di kelas Bank dan Lembaga Keuangan tersebut, saya menemukan cerita financial engineering yang sangat unik di internet. Bukan karena kerumitannya atau keeksotikannya. Tapi karena financial engineering yang satu ini membuktikan kepada anda siapapun bisa melakukan financial engineeringnya sendiri dan satu lagi financial engineering yang ini dilakukan oleh tukang ojeg!!!!
Bang Hasan, sebut saja begitu nama tukang ojeknya, adalah seorang bapak yang bertanggung jawab dengan menjadi tukang ojeg untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Seperti manusia lain yang menginginkan peningkatan dalam hidupnya, Bang Hasan menyadari bahwa untuk meningkat dia tak mungkin melakukan hal yang sama, tukang ojek. Apalagi selama ini dia hanya menyewa motor dari tetangganya mencapai 500rb sebulan. Dia butuh lebih dari itu. Dan dimulailah project peningkatan kualitas hidup melalui financial engineering.
Singkat cerita, dengan uang Rp 500,000 hasil tabungannya. Dia mengambil kredit sepeda motor selama 3 tahun. Setelah mendapat motor tersebut, dia lantas menemui temannya dan menggadaikan motor tersebut kepadanya dengan harga 3 juta rupiah. Tanpa batas waktu, tanpa bunga mencekik. Sang kawan pun berpikir, toh dia juga bisa pake motor baru, itung-itung ongkos sewa. Dengan uang 3 juta tadi, pikiran Bang Hasan melayang kemana-mana. Dan dimulailah sebuah prosesi financial engineering, mirip yang dilakukan ahli-ahli derivatif di Amerika sana. 1 juta rupiahnya ia gunakan sebagai uang muka pembelian 2 buah motor baru yang kemudian digunakan saudara2 Bang Hasan untuk mengojek. Bang Hasan menjadi juragan ojek kali ini!!! Tak berhenti sampai di situ. Uang 2 juta sisanya digunakan sebagai modal usaha jualan bakso. Memulai dari uang 500,000 dan beranak pinak jadi 3 buah motor dan satu gerobak bakso senilai 35 juta, atau 70x lipat!!!
Dan seperti itulah financial engineering bekerja. Terlihat sangat menggiurkan bukan. Uang yang hanya sekedarnya, menjadi bikin keder. Namun dibalik itu semua kita sendiri bisa melihat keringkihan dibaliknya. 35 juta yang dihasilkan bukan 35 juta yang sebenernya, Karena itu semua dibangun dari fondasi yang tak kuat, utang. Seperti membangun rumah di atas jembatan (apalagi jembatan sirothol mustaqim). Apa yang dilakukan Bang Hasan sangat-sangat berisiko. Begitu tidak bisa membayar salah satu kewajibannya, bagai efek gaplek (maksudnya domino effect) semua akan hilang tanpa bekas. Anggap saja ketika usaha ojeknya tak berjalan mulus, maka Bang Hasan akan kebingungan kemana mencari dana untuk menutup lobang. Dan pada akhirnya menjerat Bang Hasan kepada jurang kemiskinan dan kehilangan segalanya.
Tapi begitulah financial engineering. Atas segala kebobrokannya yang terpampang jelas seperti cerita di atas, semua tetap dikemas secara cantik dan menarik perhatian kita.
Mas, pas banget posting masalah ini, kebetulan aku juga kelas bu Sri Adiningsih, dan dapet financial engineering juga. Wis blank sama sekali TTT___TTT wong yang ada di otak saya financial engineering itu bayangan mandor bangunan (engineering) sama saham, blas gak nyambung -________-
BalasHapusSetelah baca ini lumayan dapet gambaran, walopun sebenernnya masih blank #plak #sebenernya udah ngerti apa belum
Kalo boleh tau mas cari sumbernya dari mana aja ya? Aku masih stuck di nyari sumber ini...bolak-balik baca artikel wiki gak mudeng-mudeng juga :(
terima kasih atas webnya. sangat membantu detik2 sebelum saya uas BLK bu sri adiningsih juga :>)
BalasHapushahaha.. mantap. (h) menjelaskan financial engineering yang sulit dan seksi dengan begitu mudah. tapi saya curiga, keengganan menjelaskan istilah2 di atas, kayaknya disengaja..
BalasHapuskarena bakal butuh cerita begini untuk setiap istilahnya. :))
he. piss.