Oleh: Sandy Juli Maulana*
Source Pict.: thetruestsentenceyouknow.wordpress.com |
Pernahkah kita
menyadari bahwa tiap jam dari 24 jam yang selalu kita gunakan dalam seminggu,
entah untuk tidur, bersantai, belajar, dan hal lainnya memiliki nilai? Ya,
semuanya punya biaya oportunitas. Biaya oportunitas banyak dipakai dalam
analisis ekonomika (ilmu ekonomi).
Secara singkat, biaya
oportunitas adalah suatu biaya yang mesti ditanggung akibat suatu pilihan
menyebabkan pilihan lain dikorbankan. Misalnya, biaya oportunitas joging di
pagi hari adalah membaca koran, karena kita mengorbankan waktu untuk membaca
koran demi lari keliling komplek perumahan. Biaya oportunitas muncul karena dua
pilihan tersebut bersifat saling menggantikan, bukan saling melengkapi. Semakin
berharga suatu kesempatan maka kita menuntut manfaat yang lebih besar dari
biaya yang telah kita korbankan. Biaya oportunitas dari suatu pilihan kegiatan
sangat bergantung pada kegiatan apa yang bisa kita lakukan di waktu yang sama,
sehingga mesti memperhitungkan manfaatnya.
Kapan Mesti Mencuci Baju?
Disadari atau tidak,
kebiasaan mahasiswa untuk mencuci baju (manual, kucek) sendiri seperti lagu
seorang pendendang dangdut tanah air memiliki biaya oprtunitas yang cukup
tinggi. Bisa diestimasi, jika seorang mahasiswa mencuci baju di pagi hari, maka
ia akan kehilangan kesempatan untuk membaca koran (laki-laki untuk kolom sepak
bola, perempuan untuk kolom iklan produk) atau kehilangan waktu untuk menikmati
udara pagi yang segar dari hangatnya tempat tidur (bangun siang: red). Jika
mencuci di siang hari, boleh jadi mahasiswa itu mencoba tidak kuliah atau
kehilangan waktu untuk menikmati aktivitas siang yang melelahkan dari tempat
tidur (tidur siang: red). Lain lagi jika mencuci di malam hari, maka ia akan
kehilangan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas. Lebih jauh, bukankah di
malam hari waktunya beristirahat? Lalu, kapan mencuci bajunya?
Bagi mahasiswa yang
semi-aktif di organisasi, maka akhir pekan adalah waktu menyenangkan untuk
menikmati suasana santai. Maka, salah satu alternatif untuk mencuci baju adalah
di waktu akhir pekan. Namun, benarkah ini waktu yang tepat?
Jawaban beberapa
orang, tentu tidak! Mengapa? Karena akhir pekan adalah waktu yang paling
sedikit, 2 hari dalam 7 hari. Semakin sedikit suatu barang, boleh jadi harganya
semakin tinggi. Jadi mengapa masih saja ada mahasiswa yang mencuci baju di
akhir pekan? Bukankah biaya oportunitas mencuci baju di akhir pekan termasuk
menonton bioskop dengan kekasih, mengunjungi teman-teman, bahkan mengikuti
acara-acara lain yang lebih berharga? Bahkan ada pilihan lain, walau sama-sama
dalam spesies mencuci, yaitu mencuci mata.
Sekali lagi, mencuci
baju di akhir pekan bukanlah suatu keputusan yang optimal, berdasarkan
kalkulasi rasionalitas. Walau ada bantahan dari seorang ahli ekonomi pemenang
nobel bahwa ada bounded rationality.
Tetap saja alokasi waktu akhir pekan untuk mencuci baju bukanlah pilihan yang
tepat.
Laundry Prestasi
Ketika kita sudah
tahu bahwa tidak ada waktu yang tidak berharga untuk digunakan mencuci baju,
maka sebaiknya dicari alternatif lain. Laundry. Ya, mengapa tidak? Selama ini
banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa laundry telah membantu mereka untuk
sukses menuju karir yang lebih baik.
Di sisi lain, banyak
mahasiswa yang mengeluhkan bahwa menggunakan jasa laundry tidak sebersih ketika
mencuci sendiri. Artinya bahwa mahasiswa yang mengaku demikian memiliki
kepuasan yang lebih besar untuk mencuci sendiri dibandingkan jika harus
mengantar cuciannya ke laundry. Seorang menganggap ada kepuasan tersendiri jika
mengeluarkan tenaga untuk mengucek baju kotornya, terlebih celana jeans. Bisa
dibayangkan otot bisep dan trisep yang terbentuk jika terbiasa melakukan
kegiatan itu, sehingga biaya fitnes dan pembentukan otot sebagai eksternalitas
dari mencuci baju.
Waktu yang dipakai
untuk mencuci baju bisa digunakan untuk kegiatan lain seperti mengikuti
kegiatan diskusi organisasi di kampus, training motivasi, atau jika ingin
meluangkan waktu untuk belajar lebih banyak. Kegiatan-kegiatan lain itu
terlihat tidak produktif saat ini, namun coba saja dihitung dengan konsep net
future value, net present value, present future net atau apa saja, maka
nilainya sungguh berharga. Prestasi bisa semakin meningkat, bahkan kita punya
waktu lebih untuk menulis karya ilmiah yang kabarnya ditunda implementasinya.
Alokasi waktu belajar bisa lebih banyak, buku the wealth of nation bisa
ditamatkan. Dengan menggunakan jasa laundry kita juga telah membantu
perekonomian rakyat.
Terakhir, tidak ada
paksaan untuk menganggap semuanya ini benar. Semuanya berdasarkan apa yang
terjadi. Sekali lagi, tulisan ini tidak ditulis dengan paksaan atau honor dari pengusaha
laundry atau menyarankan anda untuk tidak mencuci baju.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...