Sabtu, 21 April 2012

Empat Kehebatan Perempuan #Event21


Oleh: Erlinda Sukmasari Wasito*

Ah, perempuan. Se-spesial apakah perempuan hingga dikaitkan dengan perekonomian Indonesia di masa depan? Sebagai perempuan, tentu saya merasa tersanjung. Apakah perempuan menentukan perekonomian di masa depan? Bagi saya, tentu saja! Saya punya beberapa alasan mengapa perempuan dan perekonomian Indonesia tidak dapat dipisahkan. Pertama, perempuan memiliki kemampuan yang tidak dimiliki laki-laki, yaitu bereproduksi. Dengan bereproduksi, perempuan memiliki andil besar dalam pertumbuhan penduduk Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar bila tidak dibarengi dengan kekuatan ekonomi tentu akan menjadi masalah. Apa jadinya kalau jumlah penduduk yang besar itu justru menjadi beban negara? Apa jadinya jumlah penduduk yang besar itu kalau tidak bayar pajak atau di usia produktifnya justru menjadi pengangguran? Tentu perekonomian Indonesia bisa carut marut. Tapi sebaliknya, biarpun jumlah penduduknya kecil tapi berdaya guna tinggi akan membantu peningkatan kesejahteraan negara. Misalnya; para penduduk taat bayar pajak dan penduduk usia produktifnya tidak hanya diserap lapangan kerja yang tersedia tapi juga menciptakan lahan kerja yang baru.

Kedua, perempuan yang memiliki keturunan alias menjadi ibu berperan dalam kualitas anak-anaknya. Bila anak-anaknya tumbuh menajdi bibit unggul yang kompetitif, kreatif, inovatif, dan senang berkarya maka Indonesia akan dipenuhi generasi muda yang diandalkan dalam membangun maupun memajukan ekonomi negaranya. Coba, bayangkan, bagaimana perjuangan seorang perempuan sebagai ibu dalam mendidik dan merawat anak-anaknya. Tentu tiap perempuan yang menjadi seorang ibu punya metodenya sendiri-sendiri dalam mendidik dan merawat anak. Tapi apa yang seorang ibu wariskan kepada anak-anaknya tentu memiliki nilai positif dan menjadi bekal si anak di masa depan. Misalnya, sedari kecil si ibu rajin melatih anaknya mengatur dan mencari uang tentu si anak terlatih menadiri secara ekonomi. Walaupun latihan yang diberikan si ibu sekedar berjualan penghapus dan pensil. Jika si anak ketagihan berdagang, si anak akan tahu seenak apa rasanya menghasilkan uang sendiri.

Ketiga, perempuan yang menikah dan berperan sebagai seorang istri sebagian besar menjadi pengelola keuangan rumah tangga. Sekarang ini, istilah perencana keuangan sudah tidak asing bagi kita. Banyak lho instansi maupun organisasi yang anggotanya para perempuan paham betul pentingnya mengelola keuangan rumah tangga sehingga mereka mengundang perencana keuangan untuk mengajari. Selain jasa seorang perencana keuangan, banyak pula perempuan yang diwarisi ilmu mengelola keuangan rumah tangga dari ibunya yang juga perempuan. Apalagi zaman sekarang, mengakses informasi tentang pengelolaan keuangan bukan halangan. Banyak majalah perempuan maupun buku-buku yang ditulis untuk membantu para perempuan mengelola keuangan. Dewasa ini, kebutuhan mengelola keuangan tidak hanya menitikberatkan pada kebutuhan rumah tangga. Lazimnya, ketika masih melajang, seseorang pun dituntut jago dalam mengelola pendapatannya sebagai investasi di hari depan. Jika para perempuan di Indonesia mampu merencanakan keuangan dengan baik tentu berimbas pada perekonomian Indonesia. Tingkat kesejahteraan penduduk akan meningkat.

Keempat, tentu berkaitan dengan emansipasi wanita, kebanyakan perempuan saat ini hidup secara mandiri. Meski memiliki suami atau masih menjadi tanggungan orangtua, tidak sedikit perempuan yang memilih berpenghasilan sendiri. Sebab, kemapanan di bidang finansial benar-benar membuat bangga dan tumbuh rasa sejahtera dalam hati para perempuan. Dengan mudah kita menemukan seorang perempuan yang menjadi istri sekaligus ibu tapi bekerja. Selain itu, yang lebih membahagiakan lagi, para perempuan ini membuka lapangan pekerjaan sendiri. Saya menemukan profil perempuan-perempuan berprestasi di majalah wanita karena mereka menciptakan lapangan kerja. Sehingga, sesesak apapun lapangan kerja di Indonesia bila terus dibuka celah yang baru maka penduduk yang membutuhkan pekerjaan akan terserap. Perempuan-perempuan ini tidak mau berpangku tangan menunggu lapangan pekerjaan terbuka di depan mata. Mereka justru menciptakannya sehingga jumlah pengangguran dapat ditekan dan roda perekonomian berputar lebih kencang.

Apa lagi ya kehebatan maupun kaitan perempuan dengan perekonomian Indonesia di masa depan? Sebagai seorang yang bukan ahli ekonomi dan tidak punya latar belakang pendidikan ekonomi tentu penjabaran saya masih sederhana. Tapi ini murni pemikiran saya. Coba kalau para perempuan―ternasuk saya―tidak berperan atau tidak diberi kesempatan berperan. Tentu perekonomian akan timpang. Dunia ekonomi tidak hanya dibangun dan ditopang laki-laki, perempuan juga! ^_^

*Erlinda Sukmasari Wasito, Mahasiswa Program Diploma IPB.

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...