Rabu, 13 Juli 2011

Film Franchise

Oleh: Dyah Restyani

Harry Potter kini ada (pembahasannya) di ekonom gila!.. ^_^ Siapa yang suka nonton Harry Potter? Ayo angkat tangan!.. Hehehhee…Ssst..ternyata Harry Potter bisa ditinjau dari segi ekonomi loh. Salah satunya yaitu dari segi franchise (tulisan sebelum-sebelumnya tentang franchise ada disini dan disini). Film Harry Potter merupakan salah satu film franchise yang menghasilkan keuntungan terbesar kedua setelah Star Wars menurut data dari sini. By the way, apa sih film franchise itu?

Dikutip dari sini, film franchise adalah cerita bergambar berseri yang di dalamnya terdapat karakter yang sama dari film ke film. Tidak hanya itu saja. Film franchise (waralaba film) juga memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1. Paling tidak, memiliki tiga film yang sangat signifikan (salah satunya signifikan dari segi kontinuitas cerita).
2. Mampu menghasilkan pendapatan kotor minimal 400 juta USD tidak termasuk pendapatan dari penjualan merchandise (400 juta USD setara dengan Rp 3,4 Triliun dengan asumsi Rp 8500,-/ 1 USD. Wow…bisa dipakai buat cicilan bayar utangnya Indonesia kali’ ya?. Hehehee)
3. Menampilkan bintang-bintang besar dan biaya produksi yang tidak sedikit.

Terkait ciri film franchise yang telah dibahas di atas, berikut adalah 10 film franchise dengan pendapatan terbesar dikutip dari sini:
1. Star Wars Trilogy and Prequels ($2,183 million)
2. Harry Potter ($2,008 million for 7 films only)
3. James Bond ($1,554 million for 22 films only)
4. The Batman ($1,450 million)
5. Shrek ($1,270 million)
6. Spider-Man ($1,114 million)
7. "Pirates of The Caribbean" ($1,038 million for 3 films only)
8. The Lord of the Rings Trilogy ($1,034 million)
9. Star Trek ($1,013 million)
10. The "Indiana Jones" ($937 million).


Film Franchise di Indonesia
Jika kita cermati perfilman di Indonesia (dari kacamata orang biasa seperti saya, hehehee). Film franchise sudah berusaha dimulai langkahnya. Salah satunya oleh Laskar Pelangi. Sama seperti Harry Potter yang langkahnya diawali dari sebuah novel, demikian juga Laskar Pelangi. Meskipun tokoh-tokoh yang kemudian ada di film berikutnya (Sang Pemimpi), sudah berbeda aktornya. Atau bagaimana dengan Film Ketika Cinta Bertasbih? Get Merried? Kedua film ini juga belum kategori franchise sebab hanya ada dua seri (salah satu ciri film franchise yaitu minimal terdiri dari 3 seri yang signifikan). Jadi ada nggak ya film franchise di Indonesia? Sepertinya belum ada ya? Hehehhee..

Resep Kejayaan Perfilman
Wow..sub judul di atas kesannya lebay banget ya? Siapa sih saya? Hehehhe..Hanya orang awam saja. Resep yang akan saya tuliskan, hanya berdasarkan studi literatur saya (orang awam yang lebih suka nonton film-film box office saja. Hihiiiihiii..).

Jika kita mencermati resep perfilman di barat, kita tahu bahwa film-film terpopuler dengan pendapatan terbesar adalah film-film franchise yang sebagian besarnya berangkat dari teks narasi (novel maupun komik). Menurut The Economist, ide film-film tersebut laris duluan sebelum filmnya tayang di bioskop (we can call it “pre-sold”). Film-film tersebut memiliki ide-ide cerita yang unik dan sarat hikmah, sehingga memiliki nilai jual tersendiri.

Namun film franchise tidaklah seperti beberapa sinetron panjang di Indonesia yang bisa beranak pinak sampai tujuh turunan cerita. Heheheee.. Film franchise juga punya kendala-kendala yang membuatnya tidak akan bersifat seperti sinetron yang saya sebutkan di atas. Berdasarkan literatur ini, beberapa kendala tersebut antara lain: Yang pertama yaitu faktor penuaan (pertambahan usia) para aktor/aktris yang menyebabkan si aktor/aktris tidak cocok lagi menjadi tokoh dalam film tersebut sehingga film harus berhenti ceritanya sampai di suatu titik. Faktor kedua yaitu permintaan aktor/aktris yang menuntut honor yang jauh lebih besar seiring larisnya film dan naiknya popularitas mereka. Lalu yang ketiga yaitu sumber cerita yang memang menyebabkan cerita film harus berhenti sampai disitu (tidak ada novel lanjutan).

So, untuk para sineas Indonesia..Film franchise merupakan salah satu metode untuk membangkitkan kembali perfilman Indonesia ke arah yang lebih positif. Untuk para penulis di Indonesia, siapa tahu novel Anda yang akan menjadi pilihan untuk film franchise yang dibuat para sineas? Just write the best of your idea!.. ^_^ Lalu untuk para ekonom apa dong? Mari mengurus perekonomian negara dengan baik sehingga kemajuan perfilman dan kemajuan perekonomian dapat berjalan sinkron (hihihihi…ini aneh-aneh aja ya nyambung-nyambunginnya). :D

###

NB: Maaf jika tulisannya rada berantakan. Hahhaa.. :D

12 Juli 2011, 23.54 WITA

Dya Ry

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...