Ah, perempuan. Se-spesial apakah perempuan hingga dikaitkan dengan
perekonomian Indonesia di masa depan? Sebagai perempuan, tentu saya merasa
tersanjung. Apakah perempuan menentukan perekonomian di masa depan? Bagi saya,
tentu saja! Saya punya beberapa alasan mengapa perempuan dan perekonomian
Indonesia tidak dapat dipisahkan. Pertama, perempuan memiliki kemampuan yang
tidak dimiliki laki-laki, yaitu bereproduksi. Dengan bereproduksi, perempuan
memiliki andil besar dalam pertumbuhan penduduk Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar bila tidak dibarengi dengan
kekuatan ekonomi tentu akan menjadi masalah. Apa jadinya kalau jumlah penduduk
yang besar itu justru menjadi beban negara? Apa jadinya jumlah penduduk yang
besar itu kalau tidak bayar pajak atau di usia produktifnya justru menjadi
pengangguran? Tentu perekonomian Indonesia bisa carut marut. Tapi sebaliknya,
biarpun jumlah penduduknya kecil tapi berdaya guna tinggi akan membantu
peningkatan kesejahteraan negara. Misalnya; para penduduk taat bayar pajak dan penduduk
usia produktifnya tidak hanya diserap lapangan kerja yang tersedia tapi juga
menciptakan lahan kerja yang baru.
Kedua, perempuan yang memiliki keturunan alias menjadi ibu berperan
dalam kualitas anak-anaknya. Bila anak-anaknya tumbuh menajdi bibit unggul yang
kompetitif, kreatif, inovatif, dan senang berkarya maka Indonesia akan dipenuhi
generasi muda yang diandalkan dalam membangun maupun memajukan ekonomi
negaranya. Coba, bayangkan, bagaimana perjuangan seorang perempuan sebagai ibu
dalam mendidik dan merawat anak-anaknya. Tentu tiap perempuan yang menjadi
seorang ibu punya metodenya sendiri-sendiri dalam mendidik dan merawat anak.
Tapi apa yang seorang ibu wariskan kepada anak-anaknya tentu memiliki nilai positif
dan menjadi bekal si anak di masa depan. Misalnya, sedari kecil si ibu rajin
melatih anaknya mengatur dan mencari uang tentu si anak terlatih menadiri
secara ekonomi. Walaupun latihan yang diberikan si ibu sekedar berjualan
penghapus dan pensil. Jika si anak ketagihan berdagang, si anak akan tahu
seenak apa rasanya menghasilkan uang sendiri.
Ketiga, perempuan yang menikah dan berperan sebagai seorang istri
sebagian besar menjadi pengelola keuangan rumah tangga. Sekarang ini, istilah
perencana keuangan sudah tidak asing bagi kita. Banyak lho instansi maupun
organisasi yang anggotanya para perempuan paham betul pentingnya mengelola
keuangan rumah tangga sehingga mereka mengundang perencana keuangan untuk
mengajari. Selain jasa seorang perencana keuangan, banyak pula perempuan yang
diwarisi ilmu mengelola keuangan rumah tangga dari ibunya yang juga perempuan.
Apalagi zaman sekarang, mengakses informasi tentang pengelolaan keuangan bukan
halangan. Banyak majalah perempuan maupun buku-buku yang ditulis untuk membantu
para perempuan mengelola keuangan. Dewasa ini, kebutuhan mengelola keuangan
tidak hanya menitikberatkan pada kebutuhan rumah tangga. Lazimnya, ketika masih
melajang, seseorang pun dituntut jago dalam mengelola pendapatannya sebagai
investasi di hari depan. Jika para perempuan di Indonesia mampu merencanakan
keuangan dengan baik tentu berimbas pada perekonomian Indonesia. Tingkat
kesejahteraan penduduk akan meningkat.
Keempat, tentu berkaitan dengan emansipasi wanita, kebanyakan perempuan
saat ini hidup secara mandiri. Meski memiliki suami atau masih menjadi
tanggungan orangtua, tidak sedikit perempuan yang memilih berpenghasilan
sendiri. Sebab, kemapanan di bidang finansial benar-benar membuat bangga dan
tumbuh rasa sejahtera dalam hati para perempuan. Dengan mudah kita menemukan
seorang perempuan yang menjadi istri sekaligus ibu tapi bekerja. Selain itu,
yang lebih membahagiakan lagi, para perempuan ini membuka lapangan pekerjaan
sendiri. Saya menemukan profil perempuan-perempuan berprestasi di majalah
wanita karena mereka menciptakan lapangan kerja. Sehingga, sesesak apapun
lapangan kerja di Indonesia bila terus dibuka celah yang baru maka penduduk
yang membutuhkan pekerjaan akan terserap. Perempuan-perempuan ini tidak mau
berpangku tangan menunggu lapangan pekerjaan terbuka di depan mata. Mereka
justru menciptakannya sehingga jumlah pengangguran dapat ditekan dan roda
perekonomian berputar lebih kencang.
Apa lagi ya kehebatan maupun kaitan perempuan dengan perekonomian
Indonesia di masa depan? Sebagai seorang yang bukan ahli ekonomi dan tidak
punya latar belakang pendidikan ekonomi tentu penjabaran saya masih sederhana.
Tapi ini murni pemikiran saya. Coba kalau para perempuan―ternasuk saya―tidak
berperan atau tidak diberi kesempatan berperan. Tentu perekonomian akan
timpang. Dunia ekonomi tidak hanya dibangun dan ditopang laki-laki, perempuan
juga! ^_^
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...