oleh: Benjamin Ridwan gunawan
Apa
sih yang menjadi kunci utama dalam urusan efisiensi dan efektivitas dalam
audit? Simpel sekali, Jawabannya adalah sampling. Teknik sampling yang efektif.
Seorang
auditor dituntut memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengaudit, tertera dalam
standar audit, bagian ‘standar umum’ nomor 1 (satu), memiliki kemampuan di
bidang akuntansi minimal telah menamatkan sekolah akuntansi. Dan standar audit
nomor 3 (masih dalam bagian ‘standar umum’), seorang auditor wajib menggunakan
kemampuan auditnya sebaik mungkin.
Permasalahan
di dunia audit di Indonesia adalah jumlah perusahaan untuk diaudit jauh lebih
banyak daripada jumlah KAP nya. Otomatis, setiap KAP di Indonesia akan memiliki
klien untuk diaudit tidak mungkin hanya satu dalam satu periode.
Kasus
lapangannya, masa akhir tahun adalah periode di mana hampir semua perusahaan
yang berdiri di Indonesia membutuhkan jasa audit untuk rilis laporan keuangan. Sedangkan
jumlah perusahaan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah KAP (sudah dijelaskan
di paragraf di atas). Otomatis, muncul lonjakan permintaan, sedangkan penawaran
sedikit. Akibatnya, banyak KAP yang harus lembur demi menyelesaikan proyek ‘bejibun’
dalam waktu yang singkat.
MENGAPA SINGKAT?
Dalam
akuntansi, penyajian laporan keuangan harus memenuhi konsep yang tertera di
dalam PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan), dan kini ada IFRS. Di dalam PSAK, laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan harus memenuhi beberapa konsep, salah duanya adalah ‘Keandalan’ dan “Relevan’.
‘Keandalan’,
laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang andal dan tidak basi,
hal ini maksudnya adalah informasi yang
tertera di dalam laporan keuangan tidak boleh terlambat pelaporannya, karena
akan segera digunakan oleh para user (Pengguna)
laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Bila terlambat maka
keputusan yang diambil oleh user
tidak akan berguna lagi pada waktu itu, karena informasi yang tertera adalah
informasi basi.
‘Relevan’,
laporan keuangan harus dapat menjelaskan keadaan sebenarnya kondisi perusahaan
secara tepat. Karena lapran keuangan tersebut akan dipakai oleh user untuk mengambil keputusan ekonomi. Bila
informasi yang tertera di dalam laporan keuangan tidak relevan, maka pengambilan
keputusan akan tidak efektif, karena informasi yang tertera tidak
merepresentasikan keadaan perusahaan yang sebenarnya.
TANTANGAN SEORANG AUDITOR
Auditor
harus mampu menyelesaikan audit laporan keuangan dalam waktu yang efisien,
namun tetap efektif dalam mengaudit, sehingga lapooran keuangan yang dirilis
(dipublikasikan) dapat tetap dipertanggungjawabkan (relevan).
BAGAIMANA CARANYA
·
Sebenarnya
jawabannya simpel, dalam mengaudit hal yang harus dicamkan ada semua dalam ‘standar
audit’. Si auditor yang menangani proyek audit harus memiliki kecakapan dan
pengalaman audit yang mumpuni.
·
Bila
auditor tersebut masih baru, dia harus didampingi atau disupervisi.
·
Sebelum
proyek audit dimulai, lakukan perencanaan audit yang jelas dipimpin oleh
auditor senior.
·
Lakukan
pem-programan audit dengan baik. Kunci untuk menyelesaikan proyek audit dengan
efisien dan efektif adalah pada teknik samplingnya.
·
Dalam
perencanaan audit, buat program yang terencana dengan baik. Lihat resiko yang
dibawa perusahaan. Semakin kecil resiko bawaan perusahaan maka semakin kecil
sampel yang perlu diambil.
·
Pelajari
baik-baik kondisi bisnis internal perusahaan, utamakan ambil sampel dokumen
yang berhubungan dengan bisnis inti (core-business)
perusahaan.
INGAT
Semakin
banyak kamu mengambil sampel, semakin representatif hasil auditmu, namun mau
berapa lama kamu mengaudit? Setahun? Konsep ‘Keandalan’ hilang sudah bila
auditmu terlalu lama.
Mengambil
sedikit sampel saja supaya range waktu auditmu sedikit. Semakin sedikit sampel
yang kamu ambil, resiko subtantif penerimaan hasil audit semakin besar, maka
konsep ‘relevan’ hilang.
Pilihlah
sampel audit yang proporsional tergantung jenis bisnis perusahaan yang diaudit,
dan besar-kecilnya resiko bawaan perusahaan klien auditmu.
CATATAN
Setiap
KAP memiliki teknik samplingnya masing-masing. Ada yang menggunakan sampling
statistika, dan ada juga yang random (yang ini jelas parah). Biasanya, tiap KAP
normalnya mengambil sampel dokumen dari setiap bulan, dari bulan di awal
periode sampai bulan di akhir periode. Setiap bulannya, sampel yang diambil
memiliki nilai sekitar 20 – 50% dari nilai sebenarnya. Misal dokumen penjualan,
dalam bulan Januari terdapat penjualan sebesar satu milyar, ambillah dokumen
untuk disampling total nilainya antara 200 – 500 juta. (Mengerti?)
KESIMPULAN
Semakin
lama kamu menjalani profesi ini, semakin mahir kamu dalam menentukan sampel. Karena
menentukan sampel tidak sesimpel ‘klik by computer’. Terkadang dibutuhkan ‘sense’
dalam menentukan sampel. Audit itu menyenangkan bila kamu tahu ilmunya. J Enjoy it!
Audit ambil jurusannya akuntansi kan ya gan
BalasHapussalam kenal
Belajar SEO