Selasa, 10 Juli 2012

Marketing itu FUN : pemasaran ala kedai makan


Oleh : Ardhi Hiang Sawak

Terlintas dalam benak saya ketika sedang rapat bersama teman-teman satu organisasi kalau saat ini sedang dihadapkan dengan kebutuhan untuk mempromosikan sebuah program yang harus menarik banyak orang untuk berpartisipasi di dalamnya. Strategi apa yang tepat untuk diterapkan dalam masalah ini sehingga hasilnya sesuai dengan harapan banyak pihak. Memang yang akan menjadi sebuah titik ukur keberhasilan adalah bagaimana konsep marketing yang digunakan dapat memberi keuntungan bagi pengguna. Apalagi kalau bisa didapatkan dengan usaha seminimalnya dan hasil semaksimalnya.
Ketika kita sedang berjalan dengan kendaraan kesayangan kita, baik itu mobil, motor atau sepeda malah bahkan dengan kaki kita sendiri (penulis biasanya naik motor) sering kita akan melihat sepanjang jalan banyak sekali usaha atau bisnis yang sedang mencari peruntungannya di dunia fana yang keras ini. Sekedar mencari untung untuk membelikan anak mobil baru atau hanya mencari kesenangan belaka dalam sebuah bisnis. Tetapi mayoritas usaha yang dapat kita temui dengan mudah adalah usaha kuliner. 
Pikiran saya akan melihat usaha kuliner yang baru ditemui adalah saya akan bertanya makanan yang ditawarkan enak atau tidak. Cukup rasional sebagai seorang calon konsumen. Tetapi yang lebih rasional lagi adalah “Kedai Makan itu Ramai atau Tidak?”. 
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penentu dari kesuksesan sebuah waurng makan dalam menarik perhatian para calon konsumen. Ya, orang akan merasa sangat penasaran dengan suatu yang dikerumuni oleh banyak orang. Sebagai contoh, jika ada gerombolan orang di tengah jalan dan itu sangat ramai, apa yang akan dilakukan oleh orang sekitar, sudah pasti ikut menghampiri gerombolan itu dan menjadi bagian dari orang tersebut atau bahkan hanya menyimpan rasa penasaran dan masih tetap menengok dan berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Karena inilah sifat dasar manusia, Curiosity, ingin tahu apalagi jika banyak orang dalam komunitasnya yang menjadi bagian dari gerombolan itu.
Pada dasarnya, jika dikaji lebih dalam (walau disini penulis hanya menyampaikan secara singkat berdasarkan opini dan penelitian kecil), fenomena masyarakat seperti ini dapat dijadikan sebuah strategi marketing yang cukup ampuh untuk menarik para calon konsumen. Berdasarkan konsep kesetiaan -Brand Loyalty dengan pendekatan relasi antar manusia-(Reto Felix 59), behavioral loyalty atau kesetian yang hanya berdasar pada tingkah laku itu terjadi karena ketidaktahuan para konsumen akan keunggulan produk lain. Mereka kurang awaredengan yang lain, kemungkinan karena memang mereka belum tersadarkan. Cara menyadarkan mereka dengan memberikan semacam shock therapy agar mereka seketika melihat apa yang ada disekelilingnya. Gerombolan orang merupakan salah satu cara yang efektif.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian dan membuat sebuah gerombolan datang pada produk yang kita tawarkan, dalam kasus ini kita gunakan contoh kedai makan. Pertama, membuat memang produk itu unggul dan berbeda dengan produk lain pada kategorinya sehingga pasar memang harus merasakan pengalaman bersama produk tersebut. Dalam hal ini membuat produk memiliki competitive advantage sehingga akan meningkat awareness para calon konsumen terhadap produk tersebut. Sebagai contoh, kedai makan membuat sebuah menu dengan rasa yang bervariasi dengan tampilan yang menarik dan berbeda atau berinovasi dengan membuat makanan yang rasanya dapat berubah sewaktu-waktu. Hal ini akan membuat orang penasaran dan ingin mencoba.
Kedua, setelah menambahkan competitive advantage pada produkm seperti contoh menu yang menarik dan benar-benar berbeda, maka cara berikutnya adalah tak lain dan tak bukan yakni “beriklan”. Advertising atau yang sering kita sebut dengan iklan adalah cara ampuh agar orang semakin tahu apa yang sedang kita tawarkan ke pasar, tapi yang pasti beriklan akan memberikan tambahan biaya bagi produsen atau pelaku bisnis. Iklan yang efektif adalah iklan yang tepat sasaran dan biaya yang dikeluarkan mampu memberikan dampak positif bagi produsen, walau terkadang ukuran keberhasilan ini sulit dihitung secara kuantitas, return on advertising.
Ketiga, bayar gerombolan itu!
Memang terdengar ekstrem bahkan terdengar curang. Tetapi mengikat kontrak dengan orang-orang dalam menghadapi persaingan diperlukan. Tetapi jangan melihat sisi negative saja atau melihat pelanggaran masalah etika disini. Membayar gerombolan memang terlihat tidak etis, apalagi kalau beridealisme “fairness” dalam berbisnis. Membayar disini dimaksudkan adalah pelaku bisnis mengikat kontrak dengan beberapa orang untuk menggunakan produk mereka sehingga makin banyak calon konsumen yang makin tertarik. Mereka sengaja dibuat untuk menggunakan atau mengonsumsi sebuah barang atau jasa dengan harapan mereka dapat menyebarluaskan produk tersebut. Semakin massive yang dikontrak, semakin banyak kuantitas produk yang bisa dilihat dan semakin bear potensi pasar. 
Ini dapat diaplikasikan dalam kedai makan, memberi segerombolan orang yang telah diikat kontrak berupa makan gratis sampai beberapa periode untuk membuat orang penasaran apa yang disajikan di kedai tersebut. Semakin banyak orang, semakin penasaran para calon pembeli dan semakin besar pula kesempatan kedai makan untuk mendapat konsumen baru dalam usahanya. Tetapi yang harus menjadi catatan para pelaku bisnis adalah produk tersebut harus bisa memenuhi ekspektasi sesuai yang dijanjikan pada saat beriklan. Jangan sampai membuat kecewa para pembeli saat perdana mencoba produk atau menu. Selain membuat kecewa, semakin besar pula anggapan seseorang kalau gerombolan yang sebelumnya adalah kong-kalikong pengusaha. Intinya, berikan pelayanan dan produk yang terbaik, agar ekspektasi bisa terpenuhi.
Sebenarnya ide pemasaran kedai makan ini bisa diaplikasikan ke dalam banyak pemasaran produk. Karena ide ini memanfaatkan efek keingintahuan para konsumen terhadap hal baru dan kerumunan atau mass effect. Sebagai contoh, pengembang website bisa memberikan insentif khusus kepada sebanyak mungkin orang untuk menggunakan fitur di website mereka, untuk menghidupkan awareness konsumen terhadap website baru ini. Menang dalam kuantitas terlebih dahulu, khususnya jumlah pemakai atau pengunjung menjadi sangat baik disini, walau pada awalnya ada trik khusus yang dilakukan.
Intinya, gunakan gerombolan orang untuk menarik perhatian orang.

Ardhi Hiang

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...