Senin, 18 April 2011

Audit Nggak Beda Jauh dari Hape!

Seperti handphone (hape), audit juga punya banyak bentuk, merek, dan fitur. Semua benda yang pada dasarnya bisa untuk sms dan telpon dan dapat dibawa-bawa secara umum dapat dikategorikan sebagai hape, tetapi dapat kita beda-bedakan lagi. Bila kita lihat dari bentuk, ada hape jebot segede pisang, sebaliknya ada hape mini yang amit-amit mencet tutsnya. Ada pula hape bar, hape sliding, dan hape flip. Mereknya? Nokia, Siemens, Samsung, Blackberry, I-phone, dan merek lainnya. Setiap merek juga punya tipe sendiri, sebutlah: Nokia People, Blackberry Torch, dsb. Fitur? Layar warna sekian pixel (mana jaman hape mono lagi?), suara cling, kamera sekian mega-pixel, keypad QWERTY, dan operating system yang canggih. Lalu, apa bentuk, merek, dan fitur audit?

Beda Audit, Beda Fitur

Secara umum, ada tiga fitur yang berbeda dari audit, yaitu: finansial, kepatuhan, dan efektifitas. Yang namanya fitur, ya taulah… beda fitur, beda layanan yang akan kita peroleh, dalam artian audit finansial ya pasti hasilnya berkaitan dengan finansial saja. Gampangnya, audit finansial fokusnya standar akuntansi,  audit kepatuhan fokusnya prosedur, audit efektifitas fokusnya perbaikan.

Audit finansial dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, yang merupakan pihak independen yang bukan bagian dari perusahaan (eksternal). Dengan demikian auditor yang melakukan audit sering disebut sebagai auditor eksternal. Bahan utamanya yang diperlukan adalah laporan-laporan keuangan, catatan-catatan pendukungnya, dan tentu saja apakah semua itu sudah benar hitungannya dan sudah sesuai standar akuntansi. Sing pusing puseeeng… saya berkecimpung di bidang ini 2 tahun kurang dikit.

Audit kepatuhan, yaitu kesesuaian dengan prosedur/aturan yang telah ditetapkan. Contohnya: audit oleh BAPEPAM kepada bank atau audit oleh pemberi ISO sebelum memberikan ISO. Sudah ada aturan main yang jelas yang telah ditetapkan sebelumnya, lalu audit dilaksanakan untuk mengetes apakah aturan main tersebut telah dijalankan dengan benar.

Dalam rangka audit kepatuhan, dapat juga dilakukan oleh pihak internal perusahaan, tentunya bila yang ingin diketahui adalah kesesuaian dengan prosedur/aturan internal. Misalnya: purchase order (dokumen pembelian yang akan dikirim ke vendor) bila nominalnya di atas 100 juta harus ditandatangani oleh CEO.

Yang terakhir, audit efektifitas yang banyak macamnya, biasanya dilakukan oleh orang yang biasa disebut sebagai auditor internal. Salah satu jenis, untuk gambaran, seperti yang saya lakukan sekarang: audit efektifitas finansial. Fokusnya perbaikan agar perusahaan tidak masuk ke “lubang yang sama lagi”, sub-fokusnya: fraud (penyelewengan), pendapatan yang potensial tetapi terlewatkan, biaya yang tidak perlu tetapi dikeluarkan, dan kecenderungan akan merugikan ke depannya bila suatu hal tidak diperbaiki sekarang.

Ketiga perbedaan fokus audit tersebut dapat terasa dengan contoh berikut: ada mesin A dibeli 200 juta untuk produksi. Audit finansial akan meninjau bahwa: mesin tersebut benar ada, dokumen-dokumen yang mendukung harganya 200 juta ada, mesin tersebut lalu diakui sebagai aset dan bukan sebagai persediaan, mesin tersebut disusutkan dengan metode yang benar. Audit kepatuhan akan meninjau bahwa: ada tender sebelum pembelian dilakukan, yang menandatangani dokumen pembelian dan pembayaran adalah orang-orang yang tepat, telah dilakukan uji coba fungsi mesin. Audit efektifitas akan meninjau bahwa: tidak ada mark-up dalam pembelian mesin tersebut, spesifikasi mesin sesuai dengan yang diperlukan, harga beli mesin wajar sesuai harga pasar.

Hanya satu mesin, tapi beda yang “diliatin” kan? Sebagai wrap-up, demikian juga saat kita membeli hape. Hanya satu hape, tapi begitu banyak review yang dilakukan: bagaimana kameranya, kualitas suaranya, kapasitas memory-nya, dan lain sebagainya.

Merek dan Bentuk

Setelah jelas soal fitur, bagaimana dengan merek dan bentuk? Ini tambahan saja sih, karena ada 3 aspek dalam analogi hape kan: fitur, merek, dan bentuk. Hehehe… belom mabok kan?

Merek. Definisi bebas saya tentang merek: satu kata yang mewakili barang yang ingin dijual oleh penjual dan menarik untuk dibeli oleh pembeli. Nokia sudah pasti hape yang begini-begitu-begono, Blackberry sudah pasti hape yang lucu-imut-menggemaskan (iya itu suka-suka saya, sebagai contoh aja gitu loh). Jadi, audit? Mengerikan-merepotkan-mencari kesalahan? Bagaimana kalau Audit Department diganti dengan: Business Assurance Department? Bina Nusantara melakukannya.

Bentuk. Saya suka hape dengan bar yang simple ketimbang hape bar QWERTY jaman sekarang. Bagi saya, tuts hape bukan masalah penampakan belaka (hahahaha kayak setan aja, maksud saya tampak luar), tetapi juga bagaimana cara memencetnya. Untuk diterima dengan baik, audit bukan hanya sekedar tujuan baiknya, tetapi juga bagaimana tampilannya dan cara membawakannya. 

***

Hape pada dasarnya untuk komunikasi, tapi ada cem-macem. Audit pada dasarnya untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya, juga ada cem-macem juga gitu lowh…

Olivia Kamal

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

4 Komentar:

  1. Nice! jadi sedikit ngerti soal auditing.. :P

    BalasHapus
  2. iya, ini artikel pertama saya loh yang searah dengan visi ekonom gila. terima kasih terima kasih... sedikit mengetahui bahwa saya telah berhasil membawakannya dengan baik.

    BalasHapus
  3. eh iya lho, sekarang jadi tau dikit2 tentang audit. makasih banyak ilmunya.

    coba semua teks book bahasanya gampang kek gini ya :D

    BalasHapus
  4. hehehe... makasiii makasiii... nanti saya tulis lagi ah tentang audit :)

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...