Rabu, 09 Mei 2012

Sedikit Sharing Bodong Mengenai Audit

oleh: Benjamin Ridwan gunawan

Apa sih yang menjadi kunci utama dalam urusan efisiensi dan efektivitas dalam audit? Simpel sekali, Jawabannya adalah sampling. Teknik sampling yang efektif.

Seorang auditor dituntut memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengaudit, tertera dalam standar audit, bagian ‘standar umum’ nomor 1 (satu), memiliki kemampuan di bidang akuntansi minimal telah menamatkan sekolah akuntansi. Dan standar audit nomor 3 (masih dalam bagian ‘standar umum’), seorang auditor wajib menggunakan kemampuan auditnya sebaik mungkin.

Permasalahan di dunia audit di Indonesia adalah jumlah perusahaan untuk diaudit jauh lebih banyak daripada jumlah KAP nya. Otomatis, setiap KAP di Indonesia akan memiliki klien untuk diaudit tidak mungkin hanya satu dalam satu periode.

Kasus lapangannya, masa akhir tahun adalah periode di mana hampir semua perusahaan yang berdiri di Indonesia membutuhkan jasa audit untuk rilis laporan keuangan. Sedangkan jumlah perusahaan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah KAP (sudah dijelaskan di paragraf di atas). Otomatis, muncul lonjakan permintaan, sedangkan penawaran sedikit. Akibatnya, banyak KAP yang harus lembur demi menyelesaikan proyek ‘bejibun’ dalam waktu yang singkat.

MENGAPA SINGKAT?
Dalam akuntansi, penyajian laporan keuangan harus memenuhi konsep yang tertera di dalam PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan), dan kini ada IFRS. Di dalam PSAK, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus memenuhi beberapa konsep, salah duanya adalah ‘Keandalan’ dan “Relevan’.

‘Keandalan’, laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang andal dan tidak basi, hal ini maksudnya adalah  informasi yang tertera di dalam laporan keuangan tidak boleh terlambat pelaporannya, karena akan segera digunakan oleh para user (Pengguna) laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Bila terlambat maka keputusan yang diambil oleh user tidak akan berguna lagi pada waktu itu, karena informasi yang tertera adalah informasi basi.

‘Relevan’, laporan keuangan harus dapat menjelaskan keadaan sebenarnya kondisi perusahaan secara tepat. Karena lapran keuangan tersebut akan dipakai oleh user untuk mengambil keputusan ekonomi. Bila informasi yang tertera di dalam laporan keuangan tidak relevan, maka pengambilan keputusan akan tidak efektif, karena informasi yang tertera tidak merepresentasikan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

TANTANGAN SEORANG AUDITOR
Auditor harus mampu menyelesaikan audit laporan keuangan dalam waktu yang efisien, namun tetap efektif dalam mengaudit, sehingga lapooran keuangan yang dirilis (dipublikasikan) dapat tetap dipertanggungjawabkan (relevan).

BAGAIMANA CARANYA
·         Sebenarnya jawabannya simpel, dalam mengaudit hal yang harus dicamkan ada semua dalam ‘standar audit’. Si auditor yang menangani proyek audit harus memiliki kecakapan dan pengalaman audit yang mumpuni.
·         Bila auditor tersebut masih baru, dia harus didampingi atau disupervisi.
·         Sebelum proyek audit dimulai, lakukan perencanaan audit yang jelas dipimpin oleh auditor senior.
·         Lakukan pem-programan audit dengan baik. Kunci untuk menyelesaikan proyek audit dengan efisien dan efektif adalah pada teknik samplingnya.
·         Dalam perencanaan audit, buat program yang terencana dengan baik. Lihat resiko yang dibawa perusahaan. Semakin kecil resiko bawaan perusahaan maka semakin kecil sampel yang perlu diambil.
·         Pelajari baik-baik kondisi bisnis internal perusahaan, utamakan ambil sampel dokumen yang berhubungan dengan bisnis inti (core-business) perusahaan.

INGAT
Semakin banyak kamu mengambil sampel, semakin representatif hasil auditmu, namun mau berapa lama kamu mengaudit? Setahun? Konsep ‘Keandalan’ hilang sudah bila auditmu terlalu lama.

Mengambil sedikit sampel saja supaya range waktu auditmu sedikit. Semakin sedikit sampel yang kamu ambil, resiko subtantif penerimaan hasil audit semakin besar, maka konsep ‘relevan’ hilang.

Pilihlah sampel audit yang proporsional tergantung jenis bisnis perusahaan yang diaudit, dan besar-kecilnya resiko bawaan perusahaan klien auditmu.

CATATAN
Setiap KAP memiliki teknik samplingnya masing-masing. Ada yang menggunakan sampling statistika, dan ada juga yang random (yang ini jelas parah). Biasanya, tiap KAP normalnya mengambil sampel dokumen dari setiap bulan, dari bulan di awal periode sampai bulan di akhir periode. Setiap bulannya, sampel yang diambil memiliki nilai sekitar 20 – 50% dari nilai sebenarnya. Misal dokumen penjualan, dalam bulan Januari terdapat penjualan sebesar satu milyar, ambillah dokumen untuk disampling total nilainya antara 200 – 500 juta. (Mengerti?)

KESIMPULAN
Semakin lama kamu menjalani profesi ini, semakin mahir kamu dalam menentukan sampel. Karena menentukan sampel tidak sesimpel ‘klik by computer’. Terkadang dibutuhkan ‘sense’ dalam menentukan sampel. Audit itu menyenangkan bila kamu tahu ilmunya. J Enjoy it!

Benjamin Ridwan Gunawan

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

1 Komentar:

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...