Sebelumnya saya menderita kencing manis, setelah berobat ke klinik Tong Fang, kini saya bisa kencing es teh manis. Terima kasih klinik Tong Fang..Dulu saya seorang waria, setelah saya berobat di Klinik Tong Fang, Alhamdullilah sekarang saya sudah punya suami. Terima kasih Klinik Tong FangSudah 3 tahun saya menderita sakit kepala sebelah. Setelah saya berobat ke Klinik Tong Fang, kepala saya tinggal sebelah. Terima kasih Tong Fang
Ada
banyak lagi versi plesetan iklan Tong Fang dan beberapa klinik
pengobatan tradisional China lainnya. Silahkan ketik keyword “Tong Fang”
di Google atau Kaskus, ratusan versi telah lahir dan terus lahir.
Plesetan ini dibuat karena kejengahan masyarakat menyaksikan iklan ini
di televisi. Namanya juga tukang obat, semua penjual mengaku-ngaku jika
produknya nomor satu.
Tapi ngakunya emang kebangetan sih. Mereka seperti menjual panacea,
obat segala penyakit yang ada di mythology Yunani. Penyakit-penyakit
berat macam kanker, jantung, ginjal, sampai syaraf katanya dapat
disembuhkan setelah dua tiga kali pengobatan dengan harga yang
terjangkau. Katanya juga, metode pengobatan ini alami, herbal, dan tanpa
efek samping.
Tapi, kata sapa?
Testimoni Palsu?
Iklan
klinik ini menggunakan metode testimony. Digambarkan mantan pasien yang
telah sembuh menceritakan pengalamannya berobat ke klinik itu. Setelah
berobat kesana kemari tidak sembuh-sembuh, penyakit bisa hilang
gara-gara Tong Fang. Sakti bener emang.
Masalahnya,
konsumen sekarang sudah semakin cerdas. Konsumen bukan lagi kerumunan
massa yang bisa diagitasi, diprovokasi, dan dimanipulasi. Mereka bisa
tahu mana testimony asli, dan mana yang hasil suruhan membaca script
copy.
Mereka sudah melek informasi. Mampu melakukan
komparasi, rasionalisasi, dan yang paling sakti: menggalang aksi
advokasi. Social Media menjadi senjata andalan mereka. Surat pembaca
tetap dipakai juga. Tak ketinggalan aduan ke YLKI dan semacamnya. Sampai
jalur hukum di pengadilan kalau bisa!.
Masih ingat kan kasus klaim “paling irit” yang digugat konsumen Nissan dan berhasil dimenangkan penggugat?
Lantas,
bagaimana mengatasi konsumen ribet macam ini? Konsumen yang banyak
maunya. Selalu nuntut. Jika dipenuhi ga komentar apa-apa. Biasa saja.
Tapi jika ga dituruti ngomelnya ga ketulungan. Cerita kemana-mana dan
menjadi bad testimony for the company.
WOW Effect
Mau
tidak mau, suka tidak suka, kita harus mampu memberikan “WOW effect”
service. Pelayanan yang mampu membuat konsumen berdecak-kagum, terpukau,
terpesona, dan berteriak Wooowwwwww… sambil guling-guling di tanah.
Okay, paragraph ini memang lebay. Silahkan jika ingin muntah.
Setidaknya
ada tiga hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk menciptakan WOW
effect service, dan membuat konsumen memberikan positive testimony dalam
bentuk word of mouth ke lingkungan sekitarnya.
Saya mensarikan ini berdasarkan pengalaman dan bahan bacaan yang saya baca.
- Be honest
Orang
jujur disayang Tuhan. Pedagang jujur disayang konsumen. Sudah bukan
zamannya lagi memanipulasi, membohongi, dan menutup-nutupi fakta yang
ada. Dunia sudah mengingatkan penipu seperti Enron, yang menciptakan
laporan keuangan palsu.
Untuk iklan juga begitu. Ada kasus
klaim paling irit dari Nissan yang justru menjadi boomerang. Terakhir,
kasus kebohongan video shooting Nokia “Lumpia” 920. Bagaimana jika
barang kita jelek? Jawabannya sama: jujur saja! Itu adalah kesempatan
memperbaiki produk.
Seperti yang dilakukan Toyota, dengan
mengakui cacat produksi dan me-recall ribuan mobil produksinya.
Hasilnya? Konsumen menjadi semakin percaya kepada Toyota, dan market
share mereka tidak turun terjun bebas.
2. Under Promise, over Deliver
Ini
adalah jurus sakti semua service business. Mengurangi janji, melebihkan
bukti. Saya mengalaminya saat menservis laptop Compact. Ada kerusakan
di hard disk. Saat diperiksa, pihak service berkata jika waktunya satu
bulan. Saya sudah pasrah, sambil tersenyum karena ada alasan menunda
mengerjakan skripsi (waktu itu 2010).
Begitu kagetnya saya
ketika seminggu berikutnya, ada sms yang memberi tahu jika laptop saya
sudah ready. Saat mengambil laptop, saya bertanya tentang standar
operasi service. Ternyata, apapun kerusakannya, konsumen selalu diberi
ekspektasi waktu pengerjaan sebulan. Meskipun kerusakan itu bisa
diselesaikan dalam waktu satu hari!.
3. Make it Personal
Manusia
tetaplah manusia yang ingin selalu dimanusiakan. Berikan sentuhan
personal yang membuat ia merasa menjadi manusia. Cara paling sederhana:
panggil nama konsumen kita, dan ingat hal-hal kecil yang bersifat
pribadi tentang dia. yang paling ultimate tentu saja menciptakan
produk/jasa customized sesuai kebutuhan konsumen.
Saya
pernah tidak jadi membuka rekening di salah satu bank syariah karena
customer servicenya tidak memanggil nama saya, tidak melakukan
perkenalan, dan terkesan kaku. Maklum, saya terbiasa dengan pengalaman
bank sebelah yang meskipun “bank kafir”, tetapi memperlakukan nasabahnya
sebagai manusia. Memanggil dengan nama, selalu memperkenalkan diri, dan
mengucapkannya dengan ramah.
Iklan Gratis
Karena
saya berada di dunia periklanan, saya tahu jika perusahaan harus
mengeluarkan investasi yang sangat mahal untuk beriklan (sebagai
gambaran, untuk satu iklan 30 detik, biaya produksinya minimal ratusan
juta –tergantung tingkat kesulitan, dan biaya sekali tayang selama 30
detik di tivi bisa sekitar 15-30 juta-tergantung rate dan buying
method).
Tapi sesungguhnya, iklan paling ampuh adalah
iklan yang diiklankan oleh orang-orang yang kita kenal disekitar
lingkungan. Iklan berdasar kenyataan, pengalaman, dan fakta di lapangan.
Inilah zamannya the power of word of mouth, viral marketing, dan
personal endorsement.
Seperti ketika saya ditolong driver
Blue Bird dengan nomor NM 590. Pagi itu juga, saya langsung
“mengiklankan” blue bird di dunia maya:
“Terima kasih kepada Pak Suharto, driver Blue Bird yang menemukan hape saya yang sempat "hilang".Beliau berinisiatif membeli pulsa, terus menelpon, mengobrak-abrik jok belakang, dan yang bikin saya salut:Naik ke lantai dua dan mengantarkannya langsung kehadapan saya yang sedang duduk manis mengantri di kantor imigrasi!Thanks Pak Harto, dari Anda saya belajar arti service sesungguhnya :)”
Saya tidak dibayar. Saya hanya membayar kebaikan Pak Harto, yang berinisiatif dan bela-belain mencari saya di ruang tunggu.
Karena kebohongan hanya akan menghasilkan kebohongan. Dan kebaikan hanya akan menghasilkan kebaikan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...