Rabu, 02 Januari 2013

Membantu

Oleh: Yoga PS

“Ada yang bisa saya bantu?”

Pertanyaan ini sering kita dengar ketika berbelanja di toko atau menelpon call center. Biasanya diucapkan oleh penjaga toko atau resepsionis diujung telpon. Pertanyaan sederhana yang sesungguhnya sangat bermakna. Mengapa? Karena pertanyaan diatas adalah dasar semua bisnis. Pondasi seluruh kegiatan ekonomi. Kekayaan milyaran dolar, dimulai dari sana.

Bisnis atau kegiatan ekonomi, sering kita anggap hanya sebuah hubungan transaksional semata. Si A memberikan barang/jasa kepada si B, dan sebagai balas jasa, si B memberikan uang. Tapi sesungguhnya lebih dari itu. Bisnis menciptakan hubungan kemanusiaan yang saling menguntungkan. Transaksi tercipta karena relasi aksi-reaksi.

Karena manusia adalah makhluk social dan takkan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Ia butuh bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupan. Kita butuh pangan, sandang, papan, serta berjuta keinginan. Sedangkan para pengusaha, entrepreneur, kapitalis, (atau apapun Anda menyebutnya), adalah manusia terpilih yang mampu melihat kebutuhan manusia, dan “membantu” dengan menciptakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan itu.

Pasar Adalah Orang yang Perlu Dibantu

Pada 1976 ketika berjalan-jalan di daerah sekitar kampusnya, Chittagong University, Muhammad Yunus menemukan kenyataan menyakitkan tentang pengrajin bambu. Mereka harus membayar bunga yang sangat tinggi kepada rentenir untuk bisa mendapatkan dana pinjaman. Yunus terkagum-kagum dengan semangat para pengrajin yang didominasi wanita. Mereka bekerja dengan rajin, dan terus berusaha membayar pinjaman meskipun dibebani bunga yang mencekik.

Ia sempat menemui bankir local dan bercerita tentang hal ini. Hasilnya adalah lelucon, bagaimana mungkin bank bisa memberikan kredit untuk mereka yang tidak pantas mendapat kredit? Pendidikan mereka rendah, tidak mengerti business plan atau system akuntansi. Yunus tak tinggal diam. Ia lalu menyuruh mahasiswanya mendata pengrajin, dan dengan uang pribadinya sebesar $27, memberikan kredit lunak. Selebihnya adalah sejarah. Grameen bank lahir, dan Yunus dianugerahi hadiah nobel.

Lain Bangladesh lain Indonesia. Jika pada 1970-an Anda ingin menyewa mobil di Jakarta, saya jamin Anda akan menemukan kesulitan. Bukan hanya kesulitan menemukan mobil yang disewa, tapi yang lebih puyeng: bagaimana menentukan tariff. Tidak ada harga standar. Semua tergantung kemampuan nego, tampang memelas ketika menawar, dan belas kasihan pemilik mobil terhadap penyewa.

Untuk membantu orang yang mencari moda transportasi aman dan nyaman inilah keluarga Djokosoetono mendirikan “Chandra Taksi”, embrio telur lahirnya Blue Bird. Taksi pertama yang menggunakan system argo yang jelas, dan layanan barang kembali jika ada bawaan penumpang yang tertinggal.

“Proses membantu” yang sama juga dilakukan oleh Bob Sadino. Pengusaha nyentrik yang terbiasa memakai celana pendek ini awalnya berganti-ganti pekerjaan. Sampai ia menjual telur dan kebetulan ia menemukan kenyataan jika banyak ekspatriat kesulitan menemukan tempat belanja bahan makanan segar yang berkualitas. Telur pun ditambah sayur mayur, daging, dan berbagai kebutuhan pokok. Akhirnya, berdirilah Kem Chicks hingga sekarang.

Melayani

Saat kita belajar analisa bisnis di sekolah bisnis, kita diajar untuk melihat competitive advantage untuk menilai sebuah bisnis. Sejauh mana superioritas produk/jasa perusahaan dibandingkan pesaingnya. Tapi menurut saya, bisnis yang baik adalah bisnis yang melayani sesama manusia. Profit? Itu hanya konsekuensi logis setelahnya.

Karena membangun bisnis pada dasarnya bukan tentang memenuhi kebutuhan diri sendiri, tapi bagaimana membantu orang lain. Ekonom menyebutnya kebutuhan pasar. Microsoft dan Apple membantu dunia dengan menciptakan system operasi computer yang mempermudah hidup manusia. Google dan Yahoo! membantu kita menemukan pengetahuan semesta di dunia maya. Mercedes dan Toyota membantu kita berkendara dengan nyaman di jalan raya.

Hukum Sang Pencipta sungguh sederhana. Yang membantu, akan dibantu. Yang menolong, akan ditolong. Yang berbuat baik, akan mendapatkan hasil baik. Mereka yang dipermudah hidupnya, adalah mereka yang mempermudah hidup sesamanya.

Seperti pesan pemenang nobel sastra pertama dari Asia, Rabindranath Tagore:

“Saya tertidur dan bermimpi jika hidup adalah kegembiraan. Saya terbangun dan melihat jika hidup adalah pelayanan. Saya melakukan dan percayalah, pelayanan adalah kegembiraan”.

Jika kita sedang kebingunan mencari ide bisnis, peluang ekonomis, atau ingin mendirikan perusahaan tahan krisis, cukup ajukan pertanyaan sederhana:

“Apa yang bisa saya bantu?”


Pencerahan

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...