Jumat, 22 April 2011

Prahara Suami Auditor

Ada humor yang sarat makna dari forward email yang saya nilai menarik -- mungkin sudah dibaca oleh semua auditor (yang bekerja di Kantor Akuntan Publik) dan disebar lagi dan lagiii. Lalu, saya teringat untuk mengulasnya di sini, karena masuk dalam kategori gila! Terlalu sulit dipahami karena bahasa teknisnya? Nggaklah, sambil belajar gitu lowh apa maksud istilah-istilah "njelimet" tersebut! Humor keluh kesah tersebut disajikan dalam bentuk poin-poin dengan judul: PRAHARA SUAMI AUDITOR.

Saya menikahi wanita yang memiliki karir profesional: AKUNTAN PUBLIK. Ya, dia adalah seorang auditor. Dan coba tebak apa yang dilakukannya ...

Mileage, OT, Out of Pocket?
Aku heran kenapa pengeluaran terus meningkat steadily, sehingga suatu hari, aku mengintip kertas-kertas yang ada di ordner berlabel "Current File". Tak heran! Dia rupanya men-charge mileage (jarak) dan overtime ke dalam anggaran rumah tangga. Dia juga menagihkan Out of Pocket Expense ke dalamnya. Dia gila, dan aku udah bilang itu ke dia. Eh, dia malah bilang, "Ya enggaklah sayang, aku kan auditor..."
Mileage bahasa gampangnya adalah biaya perjalanan, kalau dalam kota dapat diartikan sebagai ongkos taksi dan kalau luar kota dapat diartikan sebagai tiket pesawat. Ya, itu belum termasuk dalam fee audit yang telah disepakati! Dan sebagai tambahan waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan dihitung sebagai waktu kerja juga!

Overtime (OT) alias uang lembur. Memang sih ini ditentukan auditor, seperti pajak pendapatan untuk pajak perorangan, jam kerja yang diperkirakan sendiri (self-assessed), dan seringkali kami mendiskonnya. Seperti aturan umumnya, lembur dihitung setelah lewat 8 jam bekerja sehari, sedangkan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan (fieldwork) selama 1 minggu biasanya dihabiskan sekitar 60-100 jam kerja.

Out of pocket. Biaya ini ada bila klien yang dilayani berada di luar kota. Yang dapat termasuk sebagai out of pocket expenses adalah biaya makan (meal expense), biaya hotel (accomodation expense), dan biaya obat-obatan. Out of pocket biasanya ditalangin dulu oleh KAP, dengan cara memberikan uang kepada auditornya (uang tersebut disebut advance), sementara yang jumlah setelah direalisasinya baru ditagih ke klien.

Representation Letter?
Dia bilang kalau dia cinta aku, dan aku bilang kalau aku cinta dia juga. Tapi tetap aja, dia tidak pernah percaya. Katanya, ada kemungkinan terjadi mis-statement. Dan dia memintaku membuat Representation Letter mengenai masalah ini... Duhhh
Saya juga baru mengetahui apaan sih "Representation Letter" itu waktu kata itu sering disebut-sebut dalam ruangan kerja kami. Secara harafiah representation letter adalah selembar kertas yang mewakili (represent) perusahaan, gampangnya sih bukti tertulis begitu atas sesuatu yang menimbulkan keraguan besar bagi auditor. Selembar kertas itu dibutuhkan auditor sebagai bukti otentik yang mendukung opininya.

Opini?
Tahun lalu laporan keuangan rumah kami mendapatkan opini Qualified karena aku gak menyimpan supporting document atas expensesku.
Hasil akhir dari audit adalah opini. Ya, tujuan dilakukan audit adalah untuk dapat memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Ada 5 macam opini: wajar (unqualified), wajar dengan kalimat penjelas, wajar dengan pengecualian (unqualified), dan tidak wajar (adverse) tidak menyatakan pendapat (disclaimer).

Opini didasarkan pada pertimbangan profesional (professional judgement) dari tiap auditor, dan dalam kasus suami tersebut, istrinya memberikan opini qualifed karena nggak menyimpan bukti transaksi.

Confirmation Letter?
Awalnya aku heran, kenapa setiap akhir tahun selalu berdatangan surat-surat dari seluruh famili, kolega, termasuk warung di depan rumah. Ternyata, istriku mengirimi Confirmation Letter kepada mereka semua. Waktu aku protes, dia bilang, konfirmasi dari pihak eksternal lebih realible. Cape deh...
Surat konfirmasi (confirmation letter) ditujukan kepada pihak eksternal untuk "mengetes" kebenaran informasi yang diberikan oleh perusahaan, mengenai: piutang (receivable), utang (payable), pinjaman (loan), saham (shareholder), dan uang di bank (cash). Balasan konfirmasi yang diberikan oleh pihak ketiga tersebut dapat lebih dipercaya dong, soalnya nggak ada keuntungan yang mereka peroleh dari berbohong.

Engagement Letter?
Waktu kami menikah, dia memberikan Engagement Letter padaku. Awalnya aku bilang, "Oh, makasih ya sayang ..." Ternyata setiap tahun dia memberikan surat yang sama. Katanya, standarnya mengharuskan dia melakukan itu bila ada indikasi kalau aku keliru memahami tujuan dan scope dari Engagement.
Ya, engagement letter seperti surat kontrak yang mengikat KAP dan klien, hanya sayangnya surat ini berlaku untuk satu periode saja, sesuai masa yang disepakati bersama. Di sana tercantum dengan jelas lingkupan yang menjadi hak, kewajiban, cakupan, ya seperti surat perjanjian kerja antara dua pihak.

Going concern?
Phew ... Kadang kala, aku berpikir, kalau dia membahayakan going concern-nya pernikahan ini. Duh ... Kok aku jadi kebawa-bawa dia...
Going concern (keberlanjutan) suatu perusahaan disimpulkan berbahaya atau tidak dari analisis terhadap laporan keuangannya. Kerugian yang terus menerus tentu saja membahayakan going concern, bisa jadi kebangkrutan sudah diambang mata.

***

Hosh hosh... untung keluh kesahnya nggak 100 poin... bisa saya yang gila merepresentasikannya!

Olivia Kamal

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 Komentar:

  1. wkwkwkwkwk, repot juga kalo punya istri auditor, untung rumah tanggannya masih going concern. Sudah minta kertas kerja dari istri ente?
    Saran: dalam rumah tangga ente jangan sampe ada yang punya hubungan mutual holding dengan pihak rumah tangga lain, biar rumah tangga ente tetap going concern. wkwkwkwkwkwkwkkwkwk

    BalasHapus
  2. sekalian aja suami istri auditor.. satu tim juga.. biar klop en saling ngerti..

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...