Jumat, 06 Juli 2012

Teka-Teki Opportunity Cost

Oleh: Aulia Rachman Alfahmy

 Ada satu teka-teki unik di Ilmu Ekonomi yang menguak sebuah kenyataan yang pahit: bahwa para mahasiswa dan doktor lulusan Ilmu Ekonomi masih banyak yang tidak mengerti salah satu konsep dasar dalam Ilmu Ekonomi: opportunity cost. Loh kok bisa? Ya bisa-bisa saja. Sebelum kita mencari tahu mengapa, ada baiknya kita simak dulu sebenarnya teka-teki semacam apa sih itu? Baiklah, jika kamu memang mahasiswa ekonomi dan ekonom sejati, maka jawablah teka-teki ini. Begini teka-tekinya:
Kamu memenangkan tiket gratis untuk menonton Eric Clipton (tiket ini tidak bisa kamu jual ulang). Di malam yang sama, Bob Dylan juga sedang melangsungkan konsernya, dan menonton Bob Dylan adalah alternatif terbaik untuk aktifitasmu malam itu. Untuk menonton konser Bob Dylan, panitia menjual harga tiket sebesar $40. Dalam diri Kamu sebenarnya rela membayar maksimal $50 untuk menonton Bob Dylan. Dengan asumsi tidak ada kos yang lain untuk menonton salah satu pertunjukan, maka berapakah opportunity cost yang kamu hadapi jika pada malam itu kamu memutuskan untuk menonton Eric Clipton?

A. $0
B. $10
C. $40
D. $50

Sebelum melihat jawabannya di bawah, ada baiknya kamu menjawab dulu dalam hati, mana jawaban yang menurutmu paling benar. Sudah?

Sebelum menjawab, mari kita bahas sedikit apa definisi paling mudah dari opportunity cost. Dari semua definisi yang pernah saya pelajari, maka yang paling mudah untuk diingat adalah: opportunity cost adalah kesempatan terbaik yang hilang. Pada banyak pilihan, ketika kita memilih satu hal, maka yang menjadi opportunity cost­­-nya adalah hanya kesempatan yang terbaik saja.

Nah, maka dari konsep di atas, jawaban dari teka-teki di atas adalah $10. Loh kok bisa? Mari kita lihat sebenarnya kesempatan terbaik apa yang hilang jika kamu menonton Eric Clipton.  Biaya untuk membeli tiket Bob Dylan adalah sebesar $40 padahal kamu rela membayar maksimal $50 untuknya. Nah, kalau kamu ingat, berarti sebenarnya kamu memiliki apa yang dikenal dengan “surplus konsumen” sebesar $50-$40 = $10. Inilah kesempatan terbaikmu yang hilang jika kamu memutuskan untuk menonton Eric Clipton. Apakah kamu termasuk yang menjawab salah?

Fakta Menarik
Pertanyaan di atas bukanlah hanya sekedar anekdot yang berkembang di kalangan Ilmu Ekonomi. Pertanyaan di atas adalah sebuah penelitian yang sempat dilakukan oleh Paul Ferraro dan Laura Taylor untuk menguji perbedaan pemahaman konsep-konsep dasar Ilmu Ekonomi antara “kalangan ilmu ekonomi” vs kalangan non-ilmu ekonomi. Hasilnya cukup mengejutkan.
  1. Ketika pertanyaan ini ditanyakan kepada 270 mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah ilmu ekonomi, maka hanya 7,4% yang menjawab benar. Namun ketika ditanyakan pada mahasiswa yang belum pernah mengambil kelas ilmu ekonomi, maka yang menjawab benar justru lebih tinggi: 17,4%. Ingat! Dengan hanya 4 pilihan jawaban, kemungkinan benar untuk menjawab pertanyaan ini adalah 25% (jika menjawab dengan random). Dengan kata lain, jika opportunity cost adalah konsep yang sulit, at least ada 25% yang bisa menjawab benar. Tapi yang terjadi adalah adanya kecenderungan pemahaman yang salah atas opportunity cost oleh mahasiswa ekonomi.  Banyak mahasiswa Ilmu Ekonomi yang sudah merasa benar atas jawabannya, akan tetapi ternyata itu adalah jawaban salah.
  2. Ketika pertanyaan ini ditanyakan kepada 199 para profesional di bidang ekonomi, maka hasilnya adalah 21,6% responden menjawab benar, 25,1% responden menjawab A ($0), 25,6% responden menjawab C ($40) dan 27,6% menjawab D ($50).
Pada akhirnya, Paul Ferraro dan Laura Taylor menarik kesimpulan bahwa banyak buku teks Ilmu Ekonomi yang kurang mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan meresap ke hati sanubari mahasiswanya (caeeellahh..). Akhirnya, salah satu konsep dasar terpenting dalam Ilmu Ekonomi, opportunity cost, masih banyak yang kurang bisa mengerti dan memahaminya.

Teka-teki ini pertama kali saya temukan dari teman saya, Marcella Chandra (yang sekarang jadi Pengajar Muda di Pulau Rote) yang dia kuiskan kepada saya, dan dua rekan saya yang lain, Andhisa Hapasari dan Syarif Hidayatullah (yang baru aja nikah, dengan kenang-kenangan buku EG!) pada sekitar tahun 2007-2008. Sejujurnya, dari kami bertiga, sayalah yang menjawab salah! Hahahahaha, sialan. Tak lama kemudian, saja juga tahu bahwa salah satu dosen IE di kampus saya (yang ternyata masih berteman dengan si Bapak Paul Ferraro) juga menggunakan pertanyaan ini sebagai salah satu soal di ujian semester (hayo yang anak IE UGM, siap-siap aja, siapa tahu nanti keluar soal ini). Jadi, bisa dikatakan mungkin teka-teki ini sudah menjadi teka-teki yang umum bagi anak Ilmu Ekonomi.

Kasus ini membuat Robert H Frank menulis sebuah buku berjudul The Economic Naturalist: Why Economics Explain Almost Everything. Sebuah buku yang menjanjikan pemahaman yang mudah dan ringan dari Ilmu Ekonomi kepada para mahasiswanya karena ternyata masih banyak dari para pencari ilmu ekonomi yang kurang mendapatkan konsep pemahaman yang tepat. Jawaban saya yang salah atas pertanyaan di atas, membuat saya bersemangat untuk membangun blog Ekonom Gila!

6 Juli 2012
Setelah sekian lama hibernasi, saya akhirnya nulis lagi! hahaha, maap2

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang lebih gila...